PENDEKATAN SYSTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENDEKATAN SYSTEM INFORMASI MANAJEMEN
A.
Sistem
1. Pengertian Sistem
Dalam
kehidupan sehari-hari sering kita mendengarkan istilah sistem. Apakah sistem
itu? menurut Jujun S. Suriasumantri, sistem dapat diartikan sebagai sebuah
wujud keseluruhan dari suatu objek
penelaahan dimana unsur dari objek yang berhubungan satu sama lain dalam suatu
jalinan yang teratur. Gagne dan Briggs (1977: 105) mengemukakan sistem sebagai
suatu cara yang terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu, apakah untuk
seluruh masyarakat atau untuk sebagian masyarakat. Briggs menyatakan, sistem
sebagai rencana kerja yang terpadu dan semua komponen sistem (subsistem) yang
dirancang untuk memecahkan kebutuhan tertentu. Jadi jika disimpulkan dalam arti
yang sederhana, sistem mengandung pengertian, bahwa wujud sesuatu adalah
totalitas dari seperangkat komponen yang tergantung dalam satu jalinan yang
teratur dalam proses kegiatan yang menghasilkan tujuan tertentu.
Istilah sistem sudah tidak asing lagi digunakan pada zaman
sekarang. Bahkan, orang terdahulu memiliki konsep dalam suatu sistem. Kata
sistem sendiri berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema)
yang berarti satu kesatuan yang terdiri dari unsur atau elemen yang saling
terkait untuk memudahkan. Segala sesuatu harus dilihat sebagai sebuah sistem
yang memiliki fungsi dan fungsi tertentu. Dalam sebuah sistem ada subsistem
yaitu berupa beberapa unsur sistem yang berperan fungsi-fungsi unsur
tersebut. Berikut adalah pengertian
sistem menurut Shrode dan Vonich “System is whole coumpounded of several
parts”. Sistem adalah keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
Hal ini menurut pandangan Shrode dan Voich secara lengkapnya demikian dengan
kedua pengarang tersebut istilah sistem itu menunjuk pada dua hal, yaitu pada
sesuatu wujud ("entitas") atau benda yang memiliki tata aturan
atau susunan struktural dari bagian- bagiannya, dan kedua arah pada suatu
rencana, metode, alat, atau tatacara untuk mencapai sesuatu.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan sistem yang sekumpulan
unsur yang saling berhubungan dan saling bergantian dalam melakukan kegiatan
bersama untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem bisa dikatakan baik jika
unsur tersebut berfungsi dengan baik dan menghasilkan suatu produk yang
maksimal. Sebuah kesatuan yang kompleks dan teroganisir yang merupakan suatu
perkaitan atau penggabungan unsur dan bagian yang membentuk satu kesatuan yang
kompleks. Sistem itu merupakan suatu prosedur yang terkait dan terintegrasi
sehingga menjadi suatu kesatuan dan ada keterkaitan pada tiap bagiannya. Pada
dasarnya sistem mempunyai tiga unsur secara umum dapat dituliskan dibawah ini:
1.
Masukan (Input)
Masukan (input) sistem yang segala hal yang masuk ke sistem dan
selanjutnya yang akan diproses. Masukan bisa menjadi hal yang berwujud (yang
secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).
2.
Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi
dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, juga bisa barang yang
tidak berguna, misalnya saja sisa limbah atau limbah. Pada pabrik kimia proses
dapat menjadi bahan mentah, pada rumah sakit proses dapat menjadi pembedahan
pasien.
3.
Output
Keluaran
(output) adalah hasil dari pemroresan, pada sistem informasi, keluaran
bisa berupa suatu informasi , saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
a.2. Elemen Sistem
Ada
beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:
1.
Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah hanya satu atau
mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang nengarahkan sistem.
Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja. tujuan
antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2.
Input
Masukan (input)
sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses. Masukan daapat berupa hal hal yang berwujud (tampak
secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sementara contoh yang tidak berwujud adalah informasi (contoh
permintaan jasa pelanggan)
3.
Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi
dari input menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai.
4.
Keluaran.
Keluaran (output) adalah hasil dari pemrosesan. Pada sistem
informasi, masukan bisa satu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya
5.
Batas
Batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan
daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, atau kemampuan sistem. Contoh,
tim sepak bola memiliki aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan
keterbatasan dana dari bank. Tentu saja suatu sistem dapat dikurangi atau
dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem.
6.
Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik
Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini
digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah
untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.
7.
Lingkungan
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh
terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu
sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan
supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang
mengubtungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap
kelangsungan hidup sistem
a.3.
Ciri-ciri sistem
Dari
beberapa pengertian tentang sistem tersebut di atas, dapat diungkapkan bahwa
sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sistem bertujuan bersama dan berorientasi pada tujuan
b.
Tujuan sistem dapat dijabarkan pada beberapa fungsi.
c.
Sistem memiliki komponen-komponen yang dapat menjalankan
fungsi-fungsi tersebut
d.
Komponen-komponen sistem saling berhubungan dan tergantung satu
sama lain.
e.
Sistem memiliki aspek keterpaduan antar komponen.
f.
Sistem memiliki mekanisme umpan balik
g.
Memproses masukan (input)
menj adi keluaran (output)
b.
Pendekatan Sistem
b.1. Definisi Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem didasari oleh pemahaman bahwa suatu keseluruhan harus dipandang sebagai sebuah konsep yang utuh yang tidak
bisa dipisahkan satu dengan lainnya (interdepensi). Pola berfikir sistem
(system thinking) meyakini suatu kesatuan harus dipandang sebagai
totalitas yang utuh (komprehenshif). Stephen G. Haines mendefinisikan sistem
sebagai elemen atau komponen yang bekerja bersama dan saling berhubungan secara
keseluruhan dengan baik dan bersifat objektif. Dalam konteks pendidikan, sistem
pendidikan dari beberapa sub sistem yang tidak dapat saling terjalin satu
dengan komponen lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Munculnya
pendekatan sistem ini yang dilandasi oleh konsep sistem yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan sistem sebagai suatu metode atau
teknis analisis yang berfungsi untuk memecahkan masalah dan membuat sebuah
kebijakan tepat. Pendekatan inilah yang digunakan dalam menganalisis pendidikan
sebagai sebuah sistem terhadap sebuah proses manajemen. Engkoswara (2010: 69)
menjelaskan bahwa kegiatan analisis sistem harus menekankan pada beberapa hal,
yaitu adalah:
1.
Menyadari adanya masalah yang sedang dalam sebuah sistem
2.
Melakukan identifikasi terhadap variabel-variabel yang relevan
dalam sebuah sistem.
3.
Melakukan sebuah analisis dan mensintesiskan faktor-faktor yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
4.
Melakukan kesimpulan yang tepat dan optimal dalam bentuk
program-program kegiatan.
b.2.
Jenjang sistem
Peranan dan tatapan tehadap lingkungan yang beraneka ragam ini
sering terjadi dalam bentuk penjenjangan sistem. Batasan tentan penjenjangan
sistema banyak macamnya. Secara sederhana yang dimaksud dengan sistem
penjadwalan. Untuk ini penjenjangan sistem tersebut dapat dibedakan atas tiga
macamnya:
1.
Suprasistem
Supraistem adalah lingkungan dimana sistem berada. Lingkungan yang
di sini juga berbentuk sistem tersendiri, yang bertingkat dan perannya lebih
luas. Sistem yang lebih luas ini tidak dioperasikan oleh sistem. Suatu sistem
dapat memiliki suatu sistem yang lebih yang luas.
2.
Sistem
Sistem adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan
subjek pengamatan.
3.
Subsistem
Subsistem adalah bagian dari sistem yang secara mandiri. Sistem
yang mandiri ini tugas dan perannya lebih kecip daripada sistem.
Tergantung dari sikap dan peran yang sedang, yaitu sesuatu dapat
berperan sebagai suprasistem, sistem atau subsistem. Jika yang dimaksud adalah
rumah sakit, maka rumah sakit adalah sistem Suprasistemnya menjadi Sistem
Kesehatan Nasional sedangkan subsistemnya merupakan berbagai unit fungsional
yang ada di rumah sakit. Pendekatan
b.3.
Konsep Dasar Pendekatan Sistem
Sistem dan lingkungan pada umumnya dipisahkan oleh batas. Sebagai
contoh, untuk sistem kehiduppan kulit memainkan peran batas. Output dari sistem adalah pada umumnya akibat
langsung atau tidak langsung dari input.
Apa yang keluar, perlu mendapatkan terlebih dahulu. Namun, output secara umum sangat berbeda dari input. Sistem ini tidak hanya tabung pasif, tapi prosesor aktif.
Misalnya, makanan, minuman dan oksigen yang kita ambil, meninggalkan tubuh kita
sebagai urin, kotoran dan karbondioksida. Input menjadi output
oleh sistem biasa disebut throughput.
Ini telah memberi kita semua komponen dasar dari suatu sistem seperti yang
dipahamidalam teori sistem.
Ketika dilihat lebih dekat pada lingkungan sistem, bahwa lingkungan
juga terdiri dari sistem berinteraksi dengan lingkungan mereka. Misalnya.
Lingkungan seseorang penuh orang lain. Jika sekarang mempertimbangkan kumpulan
sistem yang saling terhubung satu sama lain, koleksi yang bisa lagi dilihat
sebagai suatu sistem. Misalnya. Sekelompok orang yang berinteraksi dapat
membentuk sebuah keluarga, perusahaan, atau kota. Interaksi timbal dengan cara
“merekatkan” komponen bersama – sama ke dalam keseluruhan. Jika bagian ini
berinteraksi, keseluruhan tidak akan lebih dari jumlah komponennya. Tapi karena
mereka berinteraksi, sesuatu yang lebih ditambahkan. Sehubungan dengan bagian
yang merupakan subsistem. Sehubungan dengan bagian tersebut, keseluruhan
dipandang sebagai sebuah supersistem.
Jadi didapat empat dasar konsep yang mendasar dalam pendekatan
sistem, yaitu:
1.
Spesialisasi
Suatu sistem yang dibagi menjadi beberapa komponen yang lebih kecil
yang memungkinkan konsentrasi lebih khusus pada setiap bagian komponennya
Pembagian ini sesuai untuk memaksima kinerja komponen tersebut dengan
tercapainya tujuan yang maksimal Pengelompokan
2.
Pengelompokan
Pengelompokan ini bertujuan agar tidak terjadi kompleksitas dan
agar tercipta suatu kedisiplinan kelompok data sub disiplin. Hal tersebut
mempengaruhi terjadinya suatu relasi yang baik dalam suatu sistem yang berlaku
dalam suatu kelompok tersebut dapat memaksimalkan tugas dan mencapai hasil yang
maksimal.
3.
Koordinasi
Dalam suatu kelompok komponen dan sub komponen yang memaksimalkan
koordinasi antarkelompok. Komponen tersebut sangat berperan untuk memaksimalkan
kerjasama antar kelompok dan tujuan kelompok masing-masing.
4.
Perlengkapan darurat
Dalam suatu sistem ada subsistem yang terbagi atas beberapa
komponen untuk memahami pengakuan dan memahami sifat yang muncul dari sebuah
sistem. Mengakui sistem secara keseluruhan lebih besar dari jumlah pada setiap
bagiannya. Subsistem yang menjelaskan setiap komponen merupakan penjelasan
kompleks dari sebuah sistem yang nerupakan struktur dan ruang pada sistem yang
nenjadikan sebuah ciri khas dari sebuah sistem tersebut.
c.1.
Definisi Sistem dalam Pendidikan
Untuk Memahami Sistem Pendidikan, kita perlu diartikannya. Secara
sederhana sistem diartikan sebagai kumpulan dari komponen-komponen tertentu
yang terikat dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.
Rapport (968) dalam Dunn (2008) menjelaskan bahwa sistem didefinisikan sebagai “Suatu
keseluruhan yang berfungsi sebagai keseluruhan bagian yang saling
ketergantungan”. Definisi ini mengandung makna bahwa sistem terdiri dari
beberapa sub sistem yang memiliki fungsi dan memiliki ketergantungan antara
satu sub sistem dengan sub sitem lainnya.
Elias M. Awad (1979) dalam Engkoswara mengemukakan, “A system
can be defined as organized grup of componens (subsistem) linked together
according to achives a spesific object”. Definisi ini menegaskan bahwa
rangkaian komponen yang ada dirancang untuk diarahkan menuju tujuan yang ingin
dicapai. Dari beberapa definisi di atas, bisa kita rumuskan beberapa konsep
tentang sistem, diantaranya, (1). Sistem berorientasi pada tujuan yang hendak
dicapai (2). Sistem terdiri dari beberapa subsistem komponen; 3).
Komponen-komponen dalam sebuah sistem tidak bisa satu dengan yang lainnya.
Taher
A Razik & Austin A Swanson (1995) dalam bukunya yang bejudul Fundamental
Concept of Educational Leadership and Management mengungkapkan bahwa ada
lima pendekatan teoritikal yang bisa digunakan dalam memahami metasistem,
yaitu: (1) teori sistem komprehensif dari keseluruhan dan komponen-komponen,
(2) Subsistem atau teori proses, (3) Umpan balik dan teori pengawasan sistem
dengan sibernetika sebagai pesaing terkemuka, (4) teori dari sistem yang
membantu untuk merumuskan longitudinal sistem analisis evolusioner dan (5)
output dan analisis output yang berdampak pada sistem aktivitas. Di bawah ini
adalah perangkat
Gambar 1.1
Model Output Input-Throughput (Sumber Razik & Austin, 2003: 56)
c.2. Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 menjelaskan Sistem Pendidikan Nasional (SPN) merupakan
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu yang diarahkan
pada kesehatan tujuan pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan nasional,
pendidikan, sarana, prasaran tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum.
Komponen ini tidak bisa saling dibandingkan satu sama lain, sebagai contoh
pendidikan tidak bisa terlepas dari biaya karena merupakan salah satu masukan
mentah dalam proses pendidikan yang akan menyediakan segala kebutuhan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan selama proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam sistem pendidikan nasional juga dijelaskan tentana jalur,
jenjang dan pendidikan. Pendidikan Indonesia memilii jalur pendidikan formal
yang terstruktur dan berjenjang yang atas pendidikan dasar, pendidikan, dan
pendidikan tinggi; Jenjang pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
kegiatan mandiri; dan pendidikan nonfor`mal yang diselenggarakan bagi
masyarakat yang membutuhkan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Sedangkan jenjang pendidikan dalam sistem pendidikan nasional
terbagi menjadi tiga jenjang mencakup jenjang pendidikan dasar, jenjang
pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi. Selain itu, dalam sistem
pendidikan nasional juga disebutkan tentang jenis pendidikan yang meliputi
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Secara konseptual menerapkan sistem tata bahasa nasional dapat
diakses sebagai berikut:
SISTEM Sistem
Pendidikan Nasional
SUB SISTEM Pendidikan
Tinggi
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Luar Sekolah
KOMPONEN Input-Proses-keluaran
UNSUR Input terdiri
dari siswa, guru, sarana dan prasarana, pendidikan pendidikan, dsb.
Proses terdiri dari Metode, teknik, dan strategi yang digunakan
Output terdiri dari lulusan, daya serap lulusan.
Comments
Post a Comment