FEMININE PSYCHOLOGY KAREN HORNEY

FEMININE PSYCHOLOGY KAREN HORNEY


A.    Psikoanalisis Sosial
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Horney merupakan pengikut Freud, tapi kemudian terpengaruh oleh Carl Gustav Jung dan Alfred Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai suatu kepribadian yang utuh.
Horney lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik. Ia percaya bahwa rumah yang hangat dan penuh kasih bisa memungkinkan seseorang untuk menghindari kecemasan neurotik dan konflik seperti Erich Fromm, namun dia juga percaya bahwa aspek tertentu dari masyarakat kita menciptakan konflik yang intens seperti itu di masyarakat bahwa mereka mungkin juga perlu banyak "istirahat" untuk menghadapi tantangan menjadi orang yang sehat.
Horney percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi secara sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini berbeda dengan pendapat sebayanya yang percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan negatif dari pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian, perceraian atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.              
B.     Lingkaran Setan – Kecemasan (Horney, 1937)
Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress), atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakn Lingkaran setan atau vicious circle. Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1) Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak cukup diperoleh, (2) Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan karena diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar dan permusuhan dasar. (5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin besar. (6) Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul. (7) Perasaan permusuhan  menjadi semakin kuat. (8) Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang. (9) Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan membuat kecemasan dasar dan permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran 4 > 5 > 6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.

C.    Permusuhan Dasar Dan Kecemasan Dasar
Horney (1950) percaya bahwa setiap manusia memulai hidupnya dengan kemungkinan berkembang secara sehat. Akan tetapi, sama halnya dengan organism hidup lainnya, manusia membutuhkan kondisi-kondisi yang mendukung untuk berkembang, kondisi-kondisi ini harus mencakup lingkungan yang hangat dan saling mencintai. Anak-anak perlu untuk merasakan cinta yang tulus dan kedisiplinan yang baik. Kondisi seperti ini akan memberikan perasaan aman dan puas kepada mereka dan memungkinkan mereka tumbuh sesuai dengan diri mereka sebenarnya.
Sayangnya, sejumlah pengaruh buruk dapat mengganggu kondisi-kondisi yang mendukung tersebut. Salah satu pengaruh buruk utama adalah ketidakmampuan atau ketidakinginan orang tua untuk mencintai anak mereka. Oleh karena kebutuhan neurotik mereka sendiri, maka orang tua sering kali mendominasi, mengabaikan, terlalu melindungi, menolak, atau terlalu memanjakan. Apabila orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sang anak akan keamanan dan kepuasan, maka sang anak akan mengembangkan perasaan permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tuanya. Akan tetapi anak-anak jarang menunjukan secara terang-terangan rasa permusuhan ini sebagai kemarahan, melainkan mereka menekan rasa permusuhan mereka terhadap orang tuanya dan tidak menyadari akan keberadaan rasa permusuhan tersebut. Rasa permusuhan yang ditekan kemudian mengarah kepada perasaan tidak aman yang kuat dan kecemasan yang samar-samar.  Kondisi ini disebut kecemasan dasar (basic anxiety) yang Horney (1950) jelaskan sebagai “perasaan terisolasi dan tidak berdaya didunia yang dianggap tidak ramah”
Horney (1937) meyakini bahwa permusuhan dasar dan kecemasan dasar “saling terkait satu sama lain”. Dorongan-dorongan permusuhan adalah sumber utama timbulnya kecemasan dasar.Akan tetapi kecemasan dasar dapat juga berperan menciptakan perasaan permusuhan.Permusuhan dasar mengarah pada munculnya kecemasan yang berlebihan.Akan tetapi, kecemasan dan ketakutan dapat pula mengarah pada munculnya rasa permusuhan yang kuat. Anak-anak yang  merasa terancam oleh orang tuanya mengembankan rasa permusuhan sebagai reaksi untuk mempertahankan diri dari ancaman tersebut. Reaksi permusuhan ini, pada akhirnya, dapat menyebabkan kecemasan tambahan, yang dengan demikian melengkapi lingkaran interaksi antara permusuhan dan kecemasan.Horney mengatakan bahwa “tidak menjadi masalah apakah kecemasan atau permusuhan yang merupakan factor utama” hal yang paling penting adalah bahwa pengaruh timbal balik antara keduanya dapat memperkuat neurosis walaupun si penderita tidak mengalami konflik tambahan di luar dirinya.
Kecemasan dasar terjadi secara terus menerus dan sulit dihentikan, serta tidak membutuhkan stimulus tertentu. Kecemasan dasar mempengaruhi semua hubungan yang terjalin dengan orang lain dan mengarah pada cara-cara yang tidak sehat untuk berhadapan dengan orang lain.
Walaupun demikian ada cara-cara untuk mempertahankan diri dari kecemasan dasar (basic anxiety), yaitu:
1.      Kasih sayang, sebuah strategi yang tidak selalu mengarah pada cinta tulus. Dalam pencarian akan kasih sayang, beberapa orang mungkin berusaha untuk membeli cinta dengan cara menuruti permintaan orang lain, barang-barang materiil, atau hasrat seksual
2.      Submissiveness, orang-orang neurotik dapat patuh kepada orang lain, kepada institusi seperti perusahaan, atau kepada agama. Orang-orang neurotik yang patuh kepada orang lainh sering kali melakukannya untuk bias mendapatkan kasih sayang
3.      Power (kekuasaan), prestige (status social yang tinggi), possession (kepemilikan). Power adalah pertahanan diri terhadap rasa permusuhan dari orang lain yang nyata atau khayalan dan biasanya muncul dalam wujud kecenderungan untuk mendominasi orang lain. Prestige adalah perlindungan terhadap rasa malu dan biasanya diekspresikan dengan cara mempermalukan orang lain. Possession bertindak sebagai pelindung terhadap kemiskinan dan biasanya menjelma dalam bentuk kecenderungan untuk tidak suka berbagi dengan orang lain.
4.      Menjauh (withdrawal), orang-orang neurotik sering kali melindungi diri mereka dari kecemasan dasar dengan cara mengembangkan kemandirian dari orang lain atau dengan memisahkan diri secara emosional dari orang lain. Dengan menjauh secara psikologis, orang-orang neurotik merasa tidak bias disakiti oleh orang lain.[1]




D.    Kebutuhan Neurotik
Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan (Alwisol, 2009).[2]
            Horney menemukan sepuluh kategori kebutuhan neurotik.Yang menggambarkan orang-orang neurotik dalam usahanya untuk melawan kecemasan dasar.sepuluh kategori kebutuhan neurotik saling tumpang tindih satu sama lain, dan satu orang dapat menerapkan lebih dari satu kebutuhan.
            10 kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang tirnbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan hubungan antar manusia.
1.   Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri: Keinginan untuk menyenangkan orang lain dan berusaha memenuhi  harapan orang lain.Orang itu mengharapkan dapat diterima baik oleh orang lain, sehingga berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut berkemauan, dan sangat peka terganggu dengan tanda-tanda permusuhan dan penolakan dari orang lain, dan perasaan permusuhan di dalam dirinya sendiri.
2.   Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat: Tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikatkan diri dengan partner yang kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap cinta, dan ketakutan akan kesepian dan diabaikan.
3.   Kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam ranah sempit: Penderita neurotik sering berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang ke dua, puas dengan yang serba sedikit. Mereka merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan takut menyuruh orang
4.   kebutuhan neurotik akan Kekuasaan: Kekuatan dan kasih sayang mungkin dua kebutuhan neurotik yang terbesar. Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain, memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan, biasanya dikombinasikan dengan kebutuhan prestis dan kepemilikan, yang berujud sebagai kebutuhan mengontrol orang lain dan menolak perasaan lemah atau bodoh.
5.   Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain: Takut menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, menguasai orang orang lain melalui eksploitasi dan superiorita intelektual. Neurotik sering mengevaluasi orang lain ,berdasarkan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan atau dieksploitasi, pada saat yang sama mereka takut dieksploitasi orang.
6.   Kebutuhan neurotik akan pengakuan sosial atau prestise (gengsi): Kebutuhan memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang terpenting, misalnya menjadi pusat perhatian.
7.   Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi: Pengidap narkotik memiliki kebutuhan untuk dikagumi atas diri mereka, dari pada atas apa yang mereka miliki. Harga diri mereka yang tinggi harus terus menerus ditunjang dengan kekaguman dan penerimaan dari orang lain.
8.   Kebutuhan neurotik akanambisi dan pencapaian pribadi: Penderita neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik pemain bowling terbaik, pemain terbaik.kekasih terbaik. Mereka harus mengalahkan orang lain untuk membuktikan keunggulan mereka.
9.   Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan: Neurotik yang memiliki kebutuhan yang kuat untuk jauh dari orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa orang lain. Gambaran khas dari Si "play boy" yang tidak mau terikat dengan wanita manapun.
10.  Kebutuhan neurotik akankesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk salah: Melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik membuktikan harga diri dan superioritas pribadinya Mereka sangat takut membuat kesalahan dan kelemahan pribadi sehingga mereka selalu berusaha menyembunyikan kelemahannya dari orang lain.[3]

E.     Kecenderungan Neurotik
            Horney mengidentifikasi tiga sikap dasar, yang disebut kecenderungan neurotik (neurotik trends), yaitu mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.
            Walaupun kecenderungan neurotik ini merupakan bagian dari teori horney tentang neurosis, tetapi kecenderungan ini juga bisa berlaku untuk individu-individu normal, akan tetapi, terdapat perbedaan yang penting antara sikap ang diambil individu-individu yang normal dan individu-individu yang neurotic. Individi yang normal sering kali sadar ketika menjalankan strateginya dalam menghadapi orang lain, sementara individu neurotic tidak sadar akan sikap-sikap yangmereka ambil.
            Seseorang dapat menggunakan masing-masing dari kecenderungan neurotic untuk mengatasi konflik dasar, tetapi sayangnya solusi-solusi ini pada dasarnya tidak produktif atau neurotic. Horney menggunakan istilah konflik dasar karena anak-anak yang sangat muda terdorong ke tiga arah pertahanan diri yaitu mendekati, melawan, dan menjauhi orang lain.


Tiga sikap dasar, yang disebut kecenderungan neurotik (neurotik trends), yaitu
a.      Mendekati orang lain
            Konsep mendekati orang lain yanh diutarakan horney tidak berarti mendekati orang lain melalui cinta yang tulus. Melainkan. Mendekati orang lain dalam hal ini mengacu pada sebuah kebutuhan neurotic untuk melindungi diri dari perasaan ketidakberdayaan.
            Dalam usaha mereka untuk melindungi diri mereka dari perasaan ketidak berdayaan, orang-orang yang penurut menggunakan salah satu atau kedua kebutuhan neurotic. Yang pertama, yaitu seseorang berusaha mendapatkan kasih sayang dan penerimaan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang kuat yang akan bertanggung jawab akan hidup mereka.
            Kecenderungan neurotic dengan cara mendekati orang lain melibatkan serangkain strategi. Kecenderungan ini meupakan sebuah cara berfikir, merasakan, bertingkah laku, sebuah cara untu hidup. Horney juga menyebutnya sebagai filosofi hidup.
b.      Melawan Orang Lain
            Jika orang penurut menganggap semua orang adalah baik, maka orang-orang agresif menganggap semua orang tidak ramah. Sebagai akibatnya, mereka mengadopsi strategi melawan orang lain. Orang-orang neurotic yang agresif sama kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka sama-sama dipicu oleh kecemasan dasar. dari pada mendekati orang lain dengan selalu menurut dan bergantung, orang-orang neurotic yang agresif lebih memilih untuk melawan orang lain dengan cara tampil kuat dan tajam. Mereka termotivasi oleh keinginan yang kuat untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang-orang untuk kepentingan diri sendiri. Mereka jarang mengakui kesalahan mereka dan tidak henti-hentinya berusaha tampil sempurna, kuat, dan unggul.

c.       Menjauhi Orang Lain
            Supaya dapat mengatasi konflik dasar terisolasi, beberapa orang memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan neurotic yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan akan kesendiran, kebebasan, dan kemandirian. Masing-masing kebutuhan ini dapat mengarah kepada tingkah laku yang positif, dan beberapa orang memenuhi kebutuhan ini dengan cara iang sehat. Namun kebutuhan ini menjadi neurotic ketika orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak emosionalantara diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
            Banyak dari orang-orang neurotic yang menganggap berhubungan dengan orang lain sebagai tekanan yang berat. Sebagai akibatnya mereka terdorong untuk menjauh dari orang lain secara terus menerus, untuk memperoleh kebebasan dan terpisah dari orang lain. Mereka sering kali membangun dunianya sendiri dan menolak orang lain yang berusaha dekat dengan mereka. Semua orang neurotic memiliki keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain (superior),tetapi orang-orang yang memisahkan diri dari orang lain mempunyai kebutuhan yang sangat kuat untuk menjadi kuat dan berpengaruh.[4]
F. Upaya Mengatasi (Attempts At Coping)
Untuk mengatasi kecemasan dasar, orang mengembangkan sejumlah strategi. Mereka menciptakan dan berusaha untuk mewujudkan sebuah citra diri ideal dengan mencapai kesempurnaan, atau "kemuliaan", mereka mengembangkan "sistem kebanggaan" untuk mendukung gambaran ideal, serta satu set perilaku standar yang mustahil, atau "keharusan", dan mereka mencoba untuk memungkiri, atau "mengeksternalisasi", hal-hal dalam diri mereka yang mereka tidak dapat mengatasi. Semua upaya ini dapat menghasilkan "keterasingan dari diri"
Mengatasi telah didefinisikan dalam istilah psikologis oleh Susan Folkman dan Richard Lazarus sebagai "constantly changing cognitive and behavioral efforts to manage specific external and/or internal demands that are appraised as taxing" (selalu berubah upaya kognitif dan perilaku untuk mengelola tuntutan eksternal atau internal tertentu yang dinilai sebagai beban) atau "exceeding the resources of the person” (melebihi sumber dari orang). (Lazarus & Folkman, 1984)
Dengan demikian, mengatasi (Coping) merupakan pengeluaran usaha sadar untuk memecahkan masalah personal dan interpersonal, dan berusaha untuk menguasai, mengurangi atau mentolerir stres atau konflik. Mekanisme coping psikologis biasanya disebut strategi mengatasi atau keterampilan mengatasi. Istilah mengatasi umumnya mengacu pada strategi penanggulangan adaptif atau konstruktif, yaitu strategi mengurangi tingkat stres. Namun, beberapa strategi penanganan yang dapat dianggap maladaptif, yaitu, tingkat stres meningkat. Maladaptif mengatasi dengan demikian dapat dijelaskan, pada dasarnya, sebagai non-coping. Selanjutnya, istilah mengatasi umumnya mengacu reaktif coping, yaitu, respon coping berikut stressor. Ini kontras dengan mengatasi proaktif, dimana respon coping bertujuan untuk mencegah stressor masa depan.Respon coping yang sebagian dikendalikan oleh kepribadian (sifat kebiasaan), tetapi juga sebagian oleh konteks sosial, khususnya sifat dari lingkungan stress.


Gaya Interpersonal dan Upaya Mengatasi
Sumber: Horney (1942, 1945, 1950)
Upaya 
mengatasi
Gaya interpersonal
Kerendahan hati,
Bergerak ke arah lain, Mencari  cinta
Perluasan, Bergerak melawan  lainnya, Berusaha mendominasi
Pengunduran diri,
Bergerak menjauh dari orang lain, Berusaha untuk menghindari hubungan


Citra diri ideal
Baik, murah hati, penuh kasih, tidak egois, simpatik, baik hati,
rendah hati, mengorbankan diri
Semua-kuat, tak terkalahkan,  bantuan tidak ada yang perlu;  intelektual, fisik, moral unggul
Independen, mandiri, berwawasan, mandiri, bebas dari keinginan dan gairah, setia padasatu diri, unik

Mencari kemuliaan
Sempurna cinta; menyerah kepada seseorang yang akan mengambil alih kehidupan seseorang; kesempurnaan Kristus; kemartiran
Absolute kontrol; 
berada di atas dan lebih baik dari semua orang;  kemenangan dan pembalasan
Kebebasan; ketenangan  sempurna, tidak ada masalah, iritasi, mengganggu



Sumber kebanggaan
Menjadi baik, baik hati, dicintai (secara sadar ditolak tetapi ditunjukkan pada hipersensitivitas terhadap dikritik)
Intelektual kekuatan, kewaspadaan, kemampuan untuk  mengecoh  orang lain, keadilan, pandangan ke depan, perencanaan, berada di atas luka dan penderitaan
Kebijaksanaan yang "realistis", detasemen,ketabahan, self-sufficiensy, kemandirian, ketahanan terhadap pemaksaan,  berada di atas kompetisi
Sumber dari
Rasa membenci diri
Rendah diri, kebodohan, kelemahan; yang dicintai, tidak diinginkan
Falibilitas; kebutuhan akan cinta, spontanitas, kegembiraan  hidup
Inersia, kegagalan untuk mencapai apa-apa, kesia-siaan
Keharusan
Mengembangkan hubungan cinta menjadi satu harmoni perect, bercinta pasangannya, tidak buang waktu n diri, tidak berusaha untuk lebih dari satu telah
Menyelesaikan tugas apapun;  menangani situasi apapun, memecahkan masalah, tidak peduli bagaimana  kompleks; menaklukkan  segala sesuatu dengan belaka akan; selalu benar
Melupakan kesenangan  semua; tidak menjadi  atached atau terlibat secara emosional dengan siapa pun, tidak harus mengubah 'tidak harus menyesuaikan diri dengan orang lain kebutuhan
Eksternalisasi
Kemarahan, permusuhan, dan kebencian diri, dengan melihat orang lain menuduh atau mengkritik diri sendiri atau dengan penderitaan dan dengan demikian membuat orang lain merasa bersalah
Ketakutan, kecemasan tak berdaya, dan, dengan memanggil orang lain ketakutan,  dan lemah; falibilitas sendiri, dengan  menunjukkan kebodohan orang lain dan kesalahan.
Kebutuhan untuk mengontrol dan membuat tuntutan pada orang lain, dengan melihat orang lain sebagai menuntut pengajuan dan sebagai mengganggu kehidupan seseorang
G.  Jenis-jenis strategi coping
1.  Moving toward people
     Memiliki ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat penting dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin disenangi, dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/ menyalahkan diri sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak individualistis.
2.  Moving against people
     Mempunyai ciri-ciri seperti bersikap agresif, oposisional (bertentangan dengan orang lain), ingin menguasai dan menindas orang lain, tidak pernah memperlihatkan rasa takut maupun rasa belas kasihan serta menjalin hubungan dengan orang lain berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Sementara untuk orang yang memiliki orientasi.
3.  Moving away from people
     Mempunyai ciri-ciri seperti menjauh atau lari dari realitas, tidak mau mengadakan keterlibatan emosi dengan orang lain baik dengan mencintai, berkelahi atau berkompetisi dan individu ini selalu berusaha agar bisa hidup tanpa orang lain dan benar-benar tidak ingin tergantung pada orang lain. (Wagner, 1996)



BAB III
KESIMPULAN

Horney lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik. Dia percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi secara sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini berbeda dengan pendapat orang lain yang percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan negatif dari pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian, perceraian atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.           
Horney (1937) meyakini bahwa permusuhan dasar dan kecemasan dasar “saling terkait satu sama lain”. Dorongan-dorongan permusuhan adalah sumber utama timbulnya kecemasan dasar. Akan tetapi kecemasan dasar dapat juga berperan menciptakan perasaan permusuhan. Permusuhan dasar mengarah pada munculnya kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, kecemasan dan ketakutan dapat pula mengarah pada munculnya rasa permusuhan yang kuat.
Horney menemukan sepuluh kategori kebutuhan neurotik yang menggambarkan orang-orang neurotik dalam usahanya untuk melawan kecemasan dasar. sepuluh kategori kebutuhan neurotik itu adalah: kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri, kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat, kebutuhan neurotik untuk membatasi kehidupan dalam ranah sempit, kebutuhan neurotik akan kekuasaan, kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain, kebutuhan neurotik akanpengakuan sosial atau prestise (gengsi), kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi,  kebutuhan neurotik akanambisi dan pencapaian pribadi, kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan, dan kebutuhan neurotik akankesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk salah
Horney mengidentifikasi tiga sikap dasar, yang disebut kecenderungan neurotik (neurotik trends), yaitu mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.



[1] Jess Feist & Gregory J Feist.hal 200
[2]kedaibunga.wordpress.com/2010/03/18/teori-karen-horney

[3]Jess Feist, Gregory J. Feist .  2013. Hal : 201.
[4]Jess Feist, Gregory J. Feist .  2013. Hal : 206

Comments

Popular posts from this blog

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK (Lanjutan)

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM