FEMININE PSYCHOLOGY KAREN HORNEY
FEMININE PSYCHOLOGY
KAREN HORNEY
A.
Psikoanalisis Sosial
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh
Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku
psikologis manusia. Horney
merupakan pengikut
Freud, tapi
kemudian terpengaruh oleh Carl Gustav Jung dan Alfred Adler. Akhirnya dia
mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik.
Manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan
fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi,
sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu
dengan yang lain sebagai suatu kepribadian yang utuh.
Horney lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik.
Ia percaya bahwa rumah yang hangat
dan penuh kasih bisa memungkinkan
seseorang untuk menghindari kecemasan neurotik dan
konflik seperti Erich Fromm, namun dia juga percaya
bahwa aspek tertentu dari masyarakat kita menciptakan konflik yang intens
seperti itu di masyarakat bahwa mereka mungkin juga perlu banyak
"istirahat" untuk menghadapi tantangan menjadi orang yang sehat.
Horney percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi secara sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini
berbeda dengan pendapat sebayanya yang percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan negatif dari
pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian, perceraian
atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.
B. Lingkaran Setan – Kecemasan
(Horney, 1937)
Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress),
atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka
kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta
dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakn Lingkaran setan atau vicious
circle. Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih sayang
untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1) Kalau kehangatan cinta dan kasih
sayang ini tidak cukup diperoleh, (2) Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan
karena diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan harus di repress
agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit
(tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi kacau, muncul
kecemasan dasar dan permusuhan dasar. (5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin
besar. (6) Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak
terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul. (7) Perasaan
permusuhan menjadi semakin kuat. (8) Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih
sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang. (9) Tegangan perasaan kacau, marah,
gusar, mangamuk semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan membuat kecemasan dasar
dan permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran
4 > 5 > 6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.
C. Permusuhan Dasar Dan Kecemasan Dasar
Horney (1950) percaya
bahwa setiap manusia memulai hidupnya dengan kemungkinan berkembang secara
sehat. Akan tetapi, sama halnya dengan organism hidup lainnya, manusia
membutuhkan kondisi-kondisi yang mendukung untuk berkembang, kondisi-kondisi
ini harus mencakup lingkungan yang hangat dan saling mencintai. Anak-anak perlu
untuk merasakan cinta yang tulus dan kedisiplinan yang baik. Kondisi seperti
ini akan memberikan perasaan aman dan puas kepada mereka dan memungkinkan
mereka tumbuh sesuai dengan diri mereka sebenarnya.
Sayangnya, sejumlah
pengaruh buruk dapat mengganggu kondisi-kondisi yang mendukung tersebut. Salah
satu pengaruh buruk utama adalah ketidakmampuan atau ketidakinginan orang tua
untuk mencintai anak mereka. Oleh karena kebutuhan neurotik mereka sendiri,
maka orang tua sering kali mendominasi, mengabaikan, terlalu melindungi,
menolak, atau terlalu memanjakan. Apabila orang tua tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sang anak akan keamanan dan kepuasan, maka sang anak akan
mengembangkan perasaan permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang
tuanya. Akan tetapi anak-anak jarang menunjukan secara terang-terangan rasa
permusuhan ini sebagai kemarahan, melainkan mereka menekan rasa permusuhan
mereka terhadap orang tuanya dan tidak menyadari akan keberadaan rasa
permusuhan tersebut. Rasa permusuhan yang ditekan kemudian mengarah kepada
perasaan tidak aman yang kuat dan kecemasan yang samar-samar. Kondisi ini disebut kecemasan dasar (basic
anxiety) yang Horney (1950) jelaskan sebagai “perasaan terisolasi dan tidak
berdaya didunia yang dianggap tidak ramah”
Horney (1937) meyakini bahwa permusuhan dasar dan kecemasan
dasar “saling terkait satu sama lain”. Dorongan-dorongan permusuhan adalah
sumber utama timbulnya kecemasan dasar.Akan tetapi kecemasan dasar dapat juga
berperan menciptakan perasaan permusuhan.Permusuhan dasar mengarah pada
munculnya kecemasan yang berlebihan.Akan tetapi, kecemasan dan ketakutan dapat
pula mengarah pada munculnya rasa permusuhan yang kuat. Anak-anak yang merasa terancam oleh orang tuanya
mengembankan rasa permusuhan sebagai reaksi untuk mempertahankan diri dari
ancaman tersebut. Reaksi permusuhan ini, pada akhirnya, dapat menyebabkan
kecemasan tambahan, yang dengan demikian melengkapi lingkaran interaksi antara
permusuhan dan kecemasan.Horney mengatakan bahwa “tidak menjadi masalah apakah
kecemasan atau permusuhan yang merupakan factor utama” hal yang paling penting
adalah bahwa pengaruh timbal balik antara keduanya dapat memperkuat neurosis
walaupun si penderita tidak mengalami konflik tambahan di luar dirinya.
Kecemasan dasar terjadi
secara terus menerus dan sulit dihentikan, serta tidak membutuhkan stimulus
tertentu. Kecemasan dasar mempengaruhi semua hubungan yang terjalin dengan orang lain dan mengarah pada cara-cara yang tidak sehat
untuk berhadapan dengan orang lain.
Walaupun demikian ada
cara-cara untuk mempertahankan diri dari kecemasan dasar (basic anxiety), yaitu:
1.
Kasih sayang, sebuah strategi yang tidak selalu
mengarah pada cinta tulus. Dalam pencarian akan kasih sayang, beberapa orang
mungkin berusaha untuk membeli cinta dengan cara menuruti permintaan orang
lain, barang-barang materiil, atau hasrat seksual
2.
Submissiveness, orang-orang neurotik dapat patuh
kepada orang lain, kepada institusi seperti perusahaan, atau kepada agama.
Orang-orang neurotik yang patuh kepada orang lainh sering kali melakukannya untuk
bias mendapatkan kasih sayang
3.
Power (kekuasaan), prestige (status social yang
tinggi), possession (kepemilikan). Power adalah pertahanan diri terhadap rasa
permusuhan dari orang lain yang nyata atau khayalan dan biasanya muncul dalam
wujud kecenderungan untuk mendominasi orang lain. Prestige adalah perlindungan
terhadap rasa malu dan biasanya diekspresikan dengan cara mempermalukan orang
lain. Possession bertindak sebagai pelindung terhadap kemiskinan dan biasanya
menjelma dalam bentuk kecenderungan untuk tidak suka berbagi dengan orang lain.
4.
Menjauh (withdrawal), orang-orang neurotik sering
kali melindungi diri mereka dari kecemasan dasar dengan cara mengembangkan
kemandirian dari orang lain atau dengan memisahkan diri secara emosional dari
orang lain. Dengan menjauh secara psikologis, orang-orang neurotik merasa tidak
bias disakiti oleh orang lain.[1]
D. Kebutuhan
Neurotik
Teori Horney
tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang
terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak
produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan (Alwisol, 2009).[2]
Horney menemukan
sepuluh kategori kebutuhan neurotik.Yang menggambarkan orang-orang neurotik
dalam usahanya untuk melawan kecemasan dasar.sepuluh kategori kebutuhan
neurotik saling tumpang tindih satu sama lain, dan satu orang dapat menerapkan
lebih dari satu kebutuhan.
10 kebutuhan neurotik, yakni
kebutuhan yang tirnbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan
masalah gangguan hubungan antar manusia.
1. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan
penerimaan diri: Keinginan untuk menyenangkan
orang lain dan berusaha memenuhi harapan
orang lain.Orang itu mengharapkan dapat diterima baik oleh orang lain, sehingga
berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut
berkemauan, dan sangat peka terganggu dengan tanda-tanda permusuhan dan
penolakan dari orang lain, dan perasaan permusuhan di dalam dirinya sendiri.
2. Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat:
Tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikatkan diri dengan partner yang
kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap cinta, dan
ketakutan akan kesepian dan diabaikan.
3. Kebutuhan neurotik untuk membatasi
kehidupan dalam ranah sempit: Penderita neurotik
sering berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang ke dua, puas
dengan yang serba sedikit. Mereka merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri,
dan takut menyuruh orang
4. kebutuhan
neurotik akan Kekuasaan:
Kekuatan dan kasih sayang mungkin dua kebutuhan neurotik yang terbesar.
Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain, memuja
kekuatan dan melecehkan kelemahan, biasanya dikombinasikan dengan kebutuhan
prestis dan kepemilikan, yang berujud sebagai kebutuhan mengontrol orang lain
dan menolak perasaan lemah atau bodoh.
5. Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan
orang lain: Takut menggunakan kekuasaan secara
terang-terangan, menguasai orang orang lain melalui eksploitasi dan superiorita
intelektual. Neurotik sering mengevaluasi orang lain ,berdasarkan bagaimana
mereka dapat dimanfaatkan atau dieksploitasi, pada saat yang sama mereka takut
dieksploitasi orang.
6. Kebutuhan neurotik akan pengakuan sosial
atau prestise (gengsi): Kebutuhan memperoleh
penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang
melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang
terpenting, misalnya menjadi pusat perhatian.
7. Kebutuhan neurotik akan kekaguman
pribadi: Pengidap narkotik memiliki kebutuhan
untuk dikagumi atas diri mereka, dari pada atas apa yang mereka miliki. Harga
diri mereka yang tinggi harus terus menerus ditunjang dengan kekaguman dan
penerimaan dari orang lain.
8. Kebutuhan neurotik akanambisi dan
pencapaian pribadi: Penderita neurotik
sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik pemain bowling terbaik,
pemain terbaik.kekasih terbaik. Mereka harus mengalahkan orang lain untuk
membuktikan keunggulan mereka.
9. Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan
kebebasan: Neurotik yang memiliki kebutuhan yang
kuat untuk jauh dari orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa
orang lain. Gambaran khas dari Si "play boy" yang tidak mau terikat
dengan wanita manapun.
10. Kebutuhan neurotik akankesempurnaan dan
ketidakmungkinan untuk salah: Melalui perjuangan
yang tidak mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik
membuktikan harga diri dan superioritas pribadinya Mereka sangat takut membuat kesalahan
dan kelemahan pribadi sehingga mereka selalu berusaha menyembunyikan
kelemahannya dari orang lain.[3]
E.
Kecenderungan Neurotik
Horney mengidentifikasi tiga sikap
dasar, yang disebut kecenderungan
neurotik (neurotik trends), yaitu mendekati
orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.
Walaupun kecenderungan neurotik ini
merupakan bagian dari teori horney tentang neurosis, tetapi kecenderungan ini
juga bisa berlaku untuk individu-individu normal, akan tetapi, terdapat
perbedaan yang penting antara sikap ang diambil individu-individu yang normal
dan individu-individu yang neurotic. Individi yang normal sering kali sadar
ketika menjalankan strateginya dalam menghadapi orang lain, sementara individu
neurotic tidak sadar akan sikap-sikap yangmereka ambil.
Seseorang dapat menggunakan
masing-masing dari kecenderungan neurotic untuk mengatasi konflik dasar, tetapi
sayangnya solusi-solusi ini pada dasarnya tidak produktif atau neurotic. Horney
menggunakan istilah konflik dasar karena anak-anak yang sangat muda terdorong
ke tiga arah pertahanan diri yaitu mendekati, melawan, dan menjauhi orang lain.
Tiga sikap dasar, yang
disebut kecenderungan neurotik
(neurotik trends), yaitu
a. Mendekati orang lain
Konsep mendekati orang lain yanh diutarakan horney tidak
berarti mendekati orang lain melalui cinta yang tulus. Melainkan. Mendekati
orang lain dalam hal ini mengacu pada sebuah kebutuhan neurotic untuk
melindungi diri dari perasaan ketidakberdayaan.
Dalam usaha mereka untuk melindungi diri mereka dari
perasaan ketidak berdayaan, orang-orang yang penurut menggunakan salah satu atau
kedua kebutuhan neurotic. Yang pertama, yaitu seseorang berusaha mendapatkan
kasih sayang dan penerimaan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang
kuat yang akan bertanggung jawab akan hidup mereka.
Kecenderungan neurotic dengan cara mendekati orang lain
melibatkan serangkain strategi. Kecenderungan ini meupakan sebuah cara
berfikir, merasakan, bertingkah laku, sebuah cara untu hidup. Horney juga
menyebutnya sebagai filosofi hidup.
b. Melawan Orang Lain
Jika orang penurut menganggap semua orang adalah baik,
maka orang-orang agresif menganggap semua orang tidak ramah. Sebagai akibatnya,
mereka mengadopsi strategi melawan orang lain. Orang-orang neurotic yang
agresif sama kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka
sama-sama dipicu oleh kecemasan dasar. dari pada mendekati orang lain dengan
selalu menurut dan bergantung, orang-orang neurotic yang agresif lebih memilih
untuk melawan orang lain dengan cara tampil kuat dan tajam. Mereka termotivasi
oleh keinginan yang kuat untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang-orang
untuk kepentingan diri sendiri. Mereka jarang mengakui kesalahan mereka dan
tidak henti-hentinya berusaha tampil sempurna, kuat, dan unggul.
c. Menjauhi Orang Lain
Supaya dapat mengatasi konflik dasar terisolasi, beberapa
orang memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan
neurotic yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari
kebutuhan akan kesendiran, kebebasan, dan kemandirian. Masing-masing kebutuhan
ini dapat mengarah kepada tingkah laku yang positif, dan beberapa orang
memenuhi kebutuhan ini dengan cara iang sehat. Namun kebutuhan ini menjadi
neurotic ketika orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat
jarak emosionalantara diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
Banyak dari orang-orang neurotic yang menganggap
berhubungan dengan orang lain sebagai tekanan yang berat. Sebagai akibatnya
mereka terdorong untuk menjauh dari orang lain secara terus menerus, untuk
memperoleh kebebasan dan terpisah dari orang lain. Mereka sering kali membangun
dunianya sendiri dan menolak orang lain yang berusaha dekat dengan mereka.
Semua orang neurotic memiliki keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain
(superior),tetapi orang-orang yang memisahkan diri dari orang lain mempunyai
kebutuhan yang sangat kuat untuk menjadi kuat dan berpengaruh.[4]
F. Upaya Mengatasi (Attempts At Coping)
Untuk mengatasi kecemasan dasar, orang mengembangkan
sejumlah strategi. Mereka menciptakan dan berusaha untuk mewujudkan sebuah
citra diri ideal dengan mencapai kesempurnaan, atau "kemuliaan",
mereka mengembangkan "sistem kebanggaan" untuk mendukung gambaran
ideal, serta satu set perilaku standar yang mustahil, atau
"keharusan", dan mereka mencoba untuk memungkiri, atau
"mengeksternalisasi", hal-hal dalam diri mereka yang mereka tidak
dapat mengatasi. Semua upaya ini dapat menghasilkan "keterasingan dari
diri"
Mengatasi telah didefinisikan dalam istilah
psikologis oleh Susan Folkman dan Richard Lazarus sebagai "constantly
changing cognitive and behavioral efforts to manage specific external and/or
internal demands that are appraised as taxing" (selalu berubah upaya
kognitif dan perilaku untuk mengelola tuntutan eksternal atau internal tertentu
yang dinilai sebagai beban) atau "exceeding the resources of the person”
(melebihi sumber dari orang). (Lazarus & Folkman, 1984)
Dengan demikian, mengatasi (Coping) merupakan
pengeluaran usaha sadar untuk memecahkan masalah personal dan interpersonal,
dan berusaha untuk menguasai, mengurangi atau mentolerir stres atau konflik.
Mekanisme coping psikologis biasanya disebut strategi mengatasi atau
keterampilan mengatasi. Istilah mengatasi umumnya mengacu pada strategi
penanggulangan adaptif atau konstruktif, yaitu strategi mengurangi tingkat
stres. Namun, beberapa strategi penanganan yang dapat dianggap maladaptif,
yaitu, tingkat stres meningkat. Maladaptif mengatasi dengan demikian dapat
dijelaskan, pada dasarnya, sebagai non-coping. Selanjutnya, istilah mengatasi
umumnya mengacu reaktif coping, yaitu, respon coping berikut stressor. Ini
kontras dengan mengatasi proaktif, dimana respon coping bertujuan untuk
mencegah stressor masa depan.Respon coping yang sebagian dikendalikan oleh
kepribadian (sifat kebiasaan), tetapi juga sebagian oleh konteks sosial,
khususnya sifat dari lingkungan stress.
Gaya Interpersonal
dan Upaya Mengatasi
Sumber:
Horney (1942, 1945, 1950)
Upaya
mengatasi
|
Gaya interpersonal
|
||
Kerendahan hati,
Bergerak ke arah lain, Mencari cinta |
Perluasan, Bergerak melawan
lainnya, Berusaha mendominasi
|
Pengunduran diri,
Bergerak menjauh dari orang lain, Berusaha untuk menghindari hubungan |
|
Citra
diri ideal
|
Baik,
murah hati, penuh kasih, tidak egois, simpatik, baik hati,
rendah
hati, mengorbankan diri
|
Semua-kuat, tak terkalahkan,
bantuan tidak ada yang perlu; intelektual,
fisik, moral unggul
|
Independen, mandiri, berwawasan, mandiri, bebas
dari keinginan
dan gairah, setia padasatu diri, unik
|
Mencari kemuliaan
|
Sempurna cinta; menyerah kepada
seseorang yang akan mengambil alih kehidupan seseorang; kesempurnaan Kristus;
kemartiran
|
Absolute kontrol;
berada di atas dan lebih baik dari semua orang;
kemenangan dan pembalasan
|
Kebebasan;
ketenangan sempurna, tidak ada masalah, iritasi, mengganggu
|
Sumber kebanggaan
|
Menjadi baik, baik hati,
dicintai (secara sadar ditolak tetapi ditunjukkan pada hipersensitivitas
terhadap dikritik)
|
Intelektual kekuatan, kewaspadaan, kemampuan untuk mengecoh orang lain,
keadilan, pandangan
ke depan, perencanaan, berada di atas luka dan penderitaan
|
Kebijaksanaan yang "realistis", detasemen,ketabahan, self-sufficiensy,
kemandirian, ketahanan terhadap pemaksaan, berada di atas kompetisi
|
Sumber dari
Rasa
membenci diri
|
Rendah diri, kebodohan,
kelemahan; yang dicintai, tidak diinginkan
|
Falibilitas; kebutuhan akan cinta,
spontanitas, kegembiraan hidup
|
Inersia,
kegagalan untuk mencapai apa-apa, kesia-siaan
|
Keharusan
|
Mengembangkan
hubungan cinta menjadi satu harmoni perect, bercinta pasangannya, tidak buang
waktu n diri, tidak berusaha untuk lebih dari satu telah
|
Menyelesaikan tugas apapun;
menangani situasi apapun, memecahkan masalah, tidak peduli bagaimana kompleks; menaklukkan segala sesuatu
dengan belaka
akan; selalu
benar
|
Melupakan kesenangan
semua; tidak menjadi
atached atau terlibat secara emosional dengan siapa pun, tidak harus mengubah 'tidak harus menyesuaikan diri dengan orang lain kebutuhan
|
Eksternalisasi
|
Kemarahan, permusuhan, dan
kebencian diri, dengan melihat orang lain menuduh atau mengkritik diri
sendiri atau dengan penderitaan dan dengan demikian membuat orang lain merasa
bersalah
|
Ketakutan,
kecemasan tak
berdaya, dan, dengan memanggil orang lain ketakutan,
dan lemah; falibilitas sendiri, dengan menunjukkan kebodohan orang lain dan kesalahan.
|
Kebutuhan untuk mengontrol dan membuat tuntutan pada orang
lain,
dengan melihat orang
lain sebagai menuntut pengajuan dan sebagai mengganggu kehidupan seseorang
|
G. Jenis-jenis strategi coping
1. Moving
toward people
Memiliki
ciri-ciri seperti menganggap orang lain mempunyai arti yang sangat penting
dalam hidupnya, mempunyai sikap tergantung pada orang lain, ingin disenangi,
dicintai dan diterima, bersikap intrapunitif (suka menghukum/ menyalahkan diri
sendiri) serta mengorbankan diri sendiri dan tidak individualistis.
2. Moving
against people
Mempunyai
ciri-ciri seperti bersikap agresif, oposisional (bertentangan dengan orang
lain), ingin menguasai dan menindas orang lain, tidak pernah memperlihatkan
rasa takut maupun rasa belas kasihan serta menjalin hubungan dengan orang lain
berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Sementara untuk orang yang memiliki
orientasi.
3. Moving
away from people
Mempunyai
ciri-ciri seperti menjauh atau lari dari realitas, tidak mau mengadakan
keterlibatan emosi dengan orang lain baik dengan mencintai, berkelahi atau
berkompetisi dan individu ini selalu berusaha agar bisa hidup tanpa orang lain
dan benar-benar tidak ingin tergantung pada orang lain. (Wagner, 1996)
BAB III
KESIMPULAN
Horney lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik.
Dia percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi secara sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini
berbeda dengan pendapat orang lain yang percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan negatif dari
pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian, perceraian
atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.
Horney (1937) meyakini bahwa permusuhan dasar dan kecemasan
dasar “saling terkait satu sama lain”. Dorongan-dorongan permusuhan adalah
sumber utama timbulnya kecemasan dasar. Akan tetapi kecemasan dasar dapat juga
berperan menciptakan perasaan permusuhan. Permusuhan dasar mengarah pada
munculnya kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, kecemasan dan ketakutan dapat
pula mengarah pada munculnya rasa permusuhan yang kuat.
Horney menemukan sepuluh kategori kebutuhan neurotik
yang menggambarkan orang-orang neurotik dalam usahanya untuk melawan kecemasan
dasar. sepuluh kategori kebutuhan neurotik itu adalah: kebutuhan neurotik akan kasih
sayang dan penerimaan diri, kebutuhan
neurotik akan rekan yang kuat, kebutuhan
neurotik untuk membatasi kehidupan dalam ranah sempit, kebutuhan
neurotik akan kekuasaan, kebutuhan
neurotik untuk memanfaatkan orang lain, kebutuhan neurotik akanpengakuan sosial atau prestise (gengsi), kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi, kebutuhan
neurotik akanambisi dan pencapaian pribadi, kebutuhan neurotik akan kemandirian
dan kebebasan, dan kebutuhan
neurotik akankesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk salah
Horney mengidentifikasi tiga sikap dasar, yang
disebut kecenderungan neurotik
(neurotik trends), yaitu mendekati orang
lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.
Comments
Post a Comment