SIFAT AHLI SURGA (DALIL PEMAKAIAN BUKHUR/DUPA ARAB)

 Pertanyaan: adakah dalil penggunaan/pemakaian wewangian ruangan seperti bukhur?

Jawab:
وَذَكَرَ مُسْلِمٌ بنُ الْحَجَّاجِ عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ((إنَّ أوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ, وَالَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إضَاءَةً, لاَ يَبُوْلُوْنَ, وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ, وَلاَ يَتَمَخَّطُوْنَ, وَلاَ يَتْفُلُوْنَ, أمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ, وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ, وَمَجَامِرُهُمْ الأَلُوَّةُ، وَأزْوَاجُهُمُ الحُوْرُ العَيْنِ, أخْلاَقُهُمْ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُوْرَةِ أبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعاً فِي السَّمَاءِ)

Al Imam Muslim Ibn Al Hajjaj menyebutkan riwayat dari Sahabat Abu Hurairah ra. beliau berkata: Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya rombongan pertama yang akan masuk surga (kelak) mereka bagai cahaya rembulan di malam purnama. Dan rombongan berikutnya mereka bagaikan cahaya bintang di langit yang sangat terang. Mereka tidak kencing, tidak BAB, tidak beringus, tidak meludah. Sisir rambut mereka berbahan emas, keringat mereka berbau minyak misik, wewangian mereka adalah dupa, istri-istri mereka adalah para bidadari, perangai mereka sama dan sesuai fisik datuk mereka, Nabi Adam as. (tinggi) 60 dziro'.

ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺝ: ﺍﺧﺮﺍﻕ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺍﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﻳﺤﺐ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ
ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺹ ٥٣ - ٥٤

"Membakar dupa  ketika berzikir kepada Allah dan sebagainya seperti membaca Alqur'an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari Al-Hadis yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya." (Lihat Kitab Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).

 قال ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻣﻦ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻻﻧﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻴﻐﻠﺒﻪ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ

Sahabat-sahabat kita (para ulama dari kalangan madzhab Imam Syafi'i) berkata: "Sesungguhnya  disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau dupa tersebut bisa mengalahkan/menghalanginya." (Al-Majmu' Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160)

إن بن عمر إذا استجمر استجمر بالوة غير مطراة أو بكأفور يطرحه مع الألوة ثم قال هكذا كان يستجمررسول الله صلى الله عليه وسلم

Apabila Ibnu Umar beristijmar (membakar dupa) maka beliau beristijmar dengan uluwah yang tidak ada campurannya, dan dengan kafur yang dicampur dengan uluwah, kemudian beliau berkata: "Seperti inilah Rasulullah SAW beristijmar"
(HR. An-Nasa'i No 5152)

Al-Imam Nawawi menguraikan hadits ini sebagai berikut: "Yang dimaksud dengan istijmar di sini ialah memakai wewangian dan berbukhur "berdupa" dengannya. Lafadz istijmar itu di ambil dari kalimat Al Majmar yang bermakna al bukhur "dupa" adapun Uluwah itu menurut Al Ashmu'i dan Abu Ubaid dan seluruh pakar bahasa Arab bermakna kayu dupa yang dibuat dupa. (Syarh Nawawi ala Muslim: 15/10).

Ditambah komentar Imam Nawawi pensyarah hadits ulung tentang hadis ini:
"Dan sangat kuat kesunnahan memakai wewangian (termsuk istijmar) bagi laki-laki pada hari Jumat dan hari raya, dan saat menghadiri perkumpulan kaum muslimin dan majlis zikir juga majlis ilmu." (Syarah Nawawi ala Muslim: 15/10)

Dan membakar dupa saat majlis zikir, atau majlis pengajian itu sudah dicontohkan oleh Imam Malik RA, seperti yang dijelaskan dalam biografi Imam Malik yang ditulis di belakang Kitab Tanwirul Hawalik syarah Muwattho' Malik Imam Suyuti. Juz 3 No 166.

Mutrif berkata: "Apabila orang-orang mendatangi kediaman Imam Malik, maka mereka disambut oleh pelayan wanita beliau yang masih kecil lalu berkata kepada mereka, "Imam Malik bertanya apakah anda semua mau bertanya tentang hadits atau masalah keagamaan? Jika mereka berkata: "Masalah keagamaan" maka, Imam Malik kemudian keluar kamar dan berfatwa, jika mereka berkata "hadis nabi" maka beliau mempersilakan mereka untuk duduk. Kemudian beliau masuk ke dalam kamar mandi, lalu mandi, dan memakai minyak wangi, kemudian memakai pakaian yang bagus, dan memakai sorban. Dan di atas beliau memakai selendang panjang di atas kepalanya, kemudian di hadapan beliau diletakkan mimbar (dampar) dan setelah itu beliau keluar menemui mereka dengan khusu' lalu dibakarlah dupa hingga selesai dari menyampaikan hadis Rasulullah SAW

# Imam Malik, Imam Syafi'i dan para imam madzhab yang empat adalah figur-figur ulama salaf asli secara istilah karena mereka hidup pada kurun masa kurang dari 300 tahun dari hijrah nabi saw. Berarti mereka lah yang patut menjadi panutan umat yang mendambakan jalan para salaf. Smg kita termasuk para pecinta dan pengikut setia mereka dunia akhirat. Aamiin....

Comments

Popular posts from this blog

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK (Lanjutan)

HAKIKAT KOMUNIKASI