Sistem Pendidikan di Negara Kanada dan Prancis
A.
NEGARA KANADA
1.
Latar Belakang
Kanada
sebelum leburnya Uni Soviet, dalam ukuran luas tanahnya merupakan Negara nomor
dua dunia. Sekarang Kanada merupakan daerah terluas, tetapi dari ukuran jumlah
penduduk kanada menempati urutan ke-31. Penduduk Kanada terdiri dari berbagai
suku bangsa dengan kebudayaan yang bervariasi. Etnis yang dominan adalah
Inggris (British Isles) kira-kira 40%, Perancis 27%, Eropa lainnya 20%,
Indian 1,5%, dan etnis lainnya(kebanyakan dari Asia) 11,5%. Bahasa resmi di
Kanada adalah bahasa Inggris dan Prancis. secara Geografis, Kanada terdiri dari
daerah metropolitan yang cukup luas, dataran yang subur, daerah pertanian,
gugusan pegunungan, sungai-sungai, hutan liar di utara, serta daerah tundra
Artik (Kutub Utara).
Hampir
2/3 penduduk Kanada menempati daerah perkotaan, terkonsentrasi terutama di
daerah-daerah sepanjang perbatasan Kanada dan Amerika Serikat. Lebih dari 60%
penduduk Kanada tinggal di dua propinsi, yaitu propinsi Ontario, dengan
sebagian besar penduduknya berbahasa Inggris, dan propinsi Quebec yang
penduduknya sebagian besar berbahasa Perancis. Berdasarkan sejarahnya, Kanada
adalah Negara dwi bahasa.
Keadaan
fisik Kanada mendorong pertumbuhan penduduk sebesar 65%. Pada tahun 1990
rata-rata pertumbuhan penduduk kira-kira 7.0 setiap 1000 penduduk, dan
merupakan salah satu yang tertinggal diantara negara-negara industry tetapi
yang terendah dalam sejarah Kanada.
Kanada
memberikan komitmen financial untuk sector pendidikan, nomor dua sesudah
kesejahteraan social dalam mengunakan anggaran pemerintah. Dalam tahun
1992-1993, belanja pendidikan Kanada mencapai kira-kira 8,1% dari GDP (Gross
Domestic Product). Komitmen ini tercemin pada angkatan kerja tahun; 1989, 15% pekerja memiliki gelar universitas,
42% berpendidikan diatas sekolah menengah, yang sebelumnya hanya 29%. Tetapi;
sebaliknya, terdapat 9%
pekerja yang berpendidikan dibawah “Grade” 9 (SLTP,) dan masih banyak penduduk
Kanada yang buta huruf (iliterasi) yaitu 25% pada tahun 1989. Data dari The
World Almanac 2000, jumlah itu menurun menjadi hanya 3%.[1]
2.
Politik dan Tujuan Pendidikan
Walaupun partai-partai politik yang berkuasa sering berbeda
pendapat dan menerapkan strategi yang mungkin berat ke kiri dan kekanan, Kanada
bukanlah negara yang memiliki ciri politik yang ekstrim. Moderat dan pragmatis
merupakan karakteristik Kanada. Mayoritas penduduk kanada menghormati etika untuk mendapatkan
kesempatan yang sama, dan dengan dasar itu, Kanada menyediakan pendidikan yang
universal, gratis sampai ke tingkat perguruan tinggi. Pendidikan diartikan
sebagai penanaman ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kehidupan
yang produktif dan bermanfaat. Perbedaan-perbedaan
yang terjadi, hanyalah dalam menginterpretasikan konsep-konsep “Pengetahuan”
dan “Keterampilan” serta dalam cara memperolehnya, bukan dalam prinsip-prinsip
yang melandasinya.
3.
Struktur dan Jenis Pendidikan
a.
Pendidikan Dasar, Menegah dan Pendidikan Tinggi
Ada tiga tingkat pendidikan di Kanada, yaitu
tingkat sekolah dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Bersekolah adalah wajib
di Kanada selama 10 tahun dan berlaku pada semua propinsi. Tahun ajaran untuk
sekolah dasar dan menengah rata-rata 180 – 200 hari belajar. Biasanya antara
bulan September dan akhir Juni.[2] Sistem
pendidikan di Kanada mencakup sekolah yang dibiayai pemerintah maupun sekolah
swasta, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan pra-universitas. Sedangkan
semua universitas di Kanada adalah milik pemerintah; program yang ditawarkan
mulai dari undergraduate hingga doctorate dan
biasanya dimulai pada bulan September.
Pendidikan adalah tanggung jawab propinsi di
bawah undang-undang Kanada, sehingga terdapat perbedaan dalam sistem pendidikan
di berbagai propinsi. Walaupun demikian, taraf di seluruh negara ini secara
keseluruhan tinggi yang setara dengan universitas di USA maupun negara Commonwealth lainnya.
Secara umum, lamanya pendidikan dasar dan menengah di Kanada yaitu 11, 12 atau
13 tahun tergantung pada propinsi nya. Dari sini pelajar dapat meneruskan ke
universitas dan perguruan tinggi, atau di Quebec mereka dapat melanjutkan di
Cegep (Perguruan Tinggi Pendidikan Umum dan Kejuruan).[3]
b.
Pendidikan Prasekolah
Walaupun
permulaan pendidikan pada Grade I dimulai waktu anak berusia 6-7 tahun,
pendidikan prasekolah yang biasanya dinamakan “Taman Kanak-kanak” diadakan
hamper disemua propinsi dan diselenggarakan pada sekolah-sekolah dasar negeri
bagi anak-anak usia 5 tahun. Beberapa Dewan Pendidikan (School Board) di
Manitoba, Ontario, dan Quebec memasukan anak-anak usia 4 dan 5 tahun ke sekolah
bukan wajib belajar yang diselengarakan selama 2 tahun. Alberta melaksanakan
program yang unik dengan dukungan pemerintah yang dinamakan “Early Childhood
Services” (Sekolah bagi Anak-anak Kecil) yang melayani anak-anak umur 3 ½
tahun. Kurikulumnya mengintegrasikan aspek pendidikan, kesehatan, social dan
rekreasi.
c.
Pendidikan Khusus
Semenjak tahun 1970-an, sudah ada kecenderungan untuk
mengintegrasikan “murid-murid dengan kebutuhan khusus” (special needs
students) ke dalam kelas-kelas regular. Ini memerlukan penyesuaian yang
cukup berat dalam hal kurikulum dan pendidikan gurunya karena begitu banyaknya
variasi kelompok murid yang termasuk dalam kategori ini. Yang termasuk
didalamnya adalah kelompok anak yang cacat secara fisik, dan yang punya
hambatan belajar, disamping anak-anak yang punya kemampuan akademik yang
istimewa yang biasanya diarahkan pada program-program pengayaan untuk
percepatan. Pemerintah juga memikirkan pendidikan bahasa khusus, selain dari
bahasa Inggris dan Prancis, serta kebutuahn budaya bagi anak-anak yang baru
saja berimigrasi ke Kanada, atau bagi anak-anak penduduk asli yang masuk ke
sekolah-sekolah pemerintah. Juga ada sekolah-sekolah tersendiri, baik negeri
ataupun swasta, yang menyelenggarakan berbagai kategori pendidikan luarbiasa
seperti tuna grahita (cacat mental) yang berat, tuna netra atau tuna rungu.
d.
Pendidikan Vokasional, Teknik, dan Bisnis
Persiapan keterampilan dan kejuruan atau vokasional semakin
memegang peranan penting pada sekolah menengah tingkat atas dalam tahun
1980-an, walaupun system sebelumnya untuk mengarahkan siswa pada
program-program vokasional pada anak usia 14 tahun tidak dihilangkan. Tujuannya
ialah untuk memberikan kepada generasi muda keterampilan yang lebih umum
sifatnya, bias ditranfer atau dialihkan, sehingga dengan demikian mereka lebih
mungkin berfungsi dalam masyarakat dan pasar kerja yang menuntut fleksibilitas
dalam menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat.
Pandangan Kanada secara umum tentang pendidikan ialah bahwa
pendidikan merupakan persiapan untuk pekerjaan dan bahwa ada hubungan antara
pendapatan dan kualifikasi pendidikan.[4]
e.
Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
Meneruskan pendidikan setelah terputus di tengah jalan, merupakan
elemen penting di Kanada, dan lebih dari 3 juta penduduk Kanada terdaftar pada
program-program pendidikan orang dewasa setiap tahun. Kuliah diberikan oleh
berbagai institusi termasuk oleh dewan-dewan pendidikan, kantor depertemen
pendidikan propinsi, universitas, dan akademi-akademi. Program-program serupa
juga diponsori dan diselengarakan oleh organisasi-organisasi nirlaba
(nonprofit), organisasi professional, kantor-kantor pemerintah, lembaga bisnis
dan industri. Teknologi komunikasi telah mempopulerkan “belajar di luar kelas”
dan system ini member kesempatan kepada peserta di daerah-daerah yang jauh
untuk mendapatkan akses terhadap kesempatan pendidikan.
Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh
pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Pendidikan berada di dalam
yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan
provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary
School , Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan
pendidkan tinggi (Universitas, College). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat
ada dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan
program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi penduduk kanada sampai usia
16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New
Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada
beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan pendidkan pada umur 14 tahun
yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu. Kanada mewajibkan sekolah selama
190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari
Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali
dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari
libur ).
4.
Manajemen Pendidikan
a.
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
System pendidikan di Kanada
mengalami reformasi besar-besaran dalam tahun-tahun 1960-an dan awal 1970-an.
Konsep-konsep seperti belajar denga strategi “Child-centered”, “continuous
progress”, “team teaching”, “discovery method”, “open plan school”, dan
“audiovisual aids” mulai dipakai, kadang-kadang mengabaikan akibat-akibat
hasilnya, atau mendabaikan pendidikan guru-gurunya. Program sekolah yang
terdiri dari berbagai pelajaran wajib dan buku-buku teks yang ditentukan oleh
deprteme pendidikan propinsi juga mengalami perubahan dan modifikasi yang cukup
segnifikan dan banyak program-program baru yang diperkenalkan.
Ditinjau dari
aspek struktur, system pendidikan Kanada berkembang kea rah lebih
desentralisasi. Propinsi tetap memberikan pedoman umum, tetapi dewan pendidikan
setempat (Local Board) dan maisng-masing sekolah memiliki control lebih besar
terhadap implementasi, materi dan metode pengajaran. Tekanan tehadap hal-hal
yang bersifat fakta semakin dikurangi, dan tekanan lebih banyak pada
pembentukan keterampilan untuk membantu belajar.
Isi
kurikulum dimasukan mata pelajaran yang bersifat wajib, terutama matematika,
sains, bahasa, dan bidang ilmu-ilmu social biasanya sejarah dan geografi.
Sekarang diperkenalkan pula ilmu dan keterampilan baru selain 3 Rs. Kurikulum
sekarang memasukan teknologi computer, berfikir kretif, belajar mandiri, dan pendidikan lingkungan.
b.
Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
Kemajuan yang
terus menerus merupakan patokan disekolah dasar. Pada tingkat sekolah dasar
menengah system kredit merupakan peraturan, dan kenaikan kelas dilaknasakan
berdasarkan mata pelajaran, bukan berdasarkan “Grade” atau kelas. Pada umumnya kebijakan akses terbuka terhdapa
pendidikan menengah di Kanada dapat disarikan sebagai berikut: walaupun tidak
ada kenaikan kelas otomatis, kurikulum sekolah memberikan pelajaran pada
berbagai tingkat sehingga dengan demikian, kemampuan anak yang berbeda dapat
diakomodasi.
Pada kebanyakan system, ujian
disiapkan dan dinilai pada tingkat local. Namun demikian, pada beberapa
propinsi, seperti Britis Columbia, Alberta, dan Quebec ( juga teritori
Northwest dan Yukon yang umumnya mengikuti program-program Alberta dan British
Columbia) ujian akhir untuk mendapatkan diploma untuk mata pelajaran tertentu
dibuat secara sentral oleh depertemen pendidikan.
c.
Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Kecenderungan
untuk meredefinisikan “kurikulum inti” dan memasukkan lebih banyak mata
pelajaran wajib telah diikuti dengan penekanan pada penelitian hasil
pendidikan. Memproritaskan tidak hanya pada penelitian terhadap hasil belajar
murid, tetapi juga pada penelitian program guru, sekolah, dan system sekolah.
Penelitian
pendidikan dilaksanakan pada seluruh propinsi dan territorial, walaupun tingkat
aktivitas penelitian itu berbeda-berbeda karena kepadatan penduduk. Sejumlah
besar juga penelitian dilakukan oleh dosen-dosen universitas serta organisasi
kependidikan dan asosiasi guru-guru.
Departemen pendidikan propinsi dan beberapa dewan pendidikan yang besar
juga mengarahkan penelitiannya pada hal-hal yang menjadi masalah regional atau
local seperti evaluasi program, walaupun ada kebutuhan untuk penelitian
nasional seperti yang diusulkan oleh CMEC, tetapi karena struktur politik
pendidikan Kanada, penelitian sulit dilaksanakan dan didanai.[5]
B.
NEGARA PRANCIS
1.
Latar Belakang
Perancis adalah sebuah
negara yang luas di benua Eropa sesudah Rusia, dengan luas area 549.000 km
persegi. Negara perancis beriklim sedang, akan tetapi pegunungan Alpen dan
Pyrennees yang tinggi cukup merepotkan pengorganisasian sekolah sehingga
diperlukan pengelompokan murid disaat-saat musim dingin. Agar pendidikan dapat
berjalan lancar sebagian besar murid harus diasramakan (boarding). Perancis
saat ini berpenduduk kurang dari 59 juta jiwa dengan distribusi : yang berusia
dibawah 15 tahun 18,7%, dan diatas 65 tahun 16,0%, dengan tingkat litarasi 99%
(1994). Jumlah komunitas lokal sangat tinggi : 36,934, kurang lebih tiga kali
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk negara-negara Eropa lainnya.
Kebanyakan komunitas itu sangat kecil (lebih dari 100.000 komunitas berpenduduk
dibawah 200 orang), dan komunitas sekecil itu tidak dibenarkan mempunyai sebuah
sekolah dasar.
Komposisi etnis penduduk
Perancis, pada dasarnya adalah homogen setelah dua abad menjalani pemerintahan
negara yang bersifat sentralistis, dengan bahasa resmi, bahasa Perancis. Akan
tetapi ada desakan keras untuk mengajarkan bahasa-bahasa daerah setempat
terutama di daerah Brittany, Alsace, daerah Banque, dan Corsica; pengajaran
bahasa-bahasa ini dilakukan pada lembaga –lembaga pendidikan guru. Buruh-buruh
asing yang jumlahnya cukup besar (lebih dari 4 juta) juga mempengaruhi
kurikulum dan metodologi mengajar dengan pembukaan kelas-kelas khusus untuk
anak-anak asing.
Pada awal abad 19, Perancis
masih didominasi oleh daerah pedalaman (rural area) dengan jumlah penduduk
relatif besar yang aktif dan produktif di bidang pertanian. Jumlah ini menurun
dari 50 % dalam tahun 1900 menjadi 35 % dalam tahun 1946. Perancis kemudian
mengalami proses industrialisasi yang cepat dan modernisasi pertanian sehingga
pada tahun 1982 hanya 8 % penduduk yang masih bertani secara tradisional.
Salah satu dampak dari transformasi ini terhadap sistem pendidikan adalah
berkembangnya dengan cepat pelatihan-pelatihan teknik, yang selanjutnya
melahirkan sekolah-sekolah menengah tingkat atas teknik (lycees techniques)
yang terpisah dari sekolah-sekolah menengah umum yang lebih tradisional.
Penurunan tajam dalam
sektor primer (pertanian) menguntungkan sektor jasa (services). Dari tahun 1962
sampai 1975, sementara jumlah orang yang aktif di sektor pertanian menurun 47
%, jumlah disektor jasa meningkat 35 %, dan di sektor industri dan transportasi
naik hanya 13 %. Pada waktu yang sama, 75 % lapangan kerja baru ada pada bidang
jasa, terutama pada jajaran pemerintah dan komunitas lokal. Ini semua menuntut
pendidikan.
Hampir sepanjang sejarah
sistem pendidikan Perancis sangat bersifat sentralistis. Reformasi yang
dilakukan pada awal 1980-an memberikan otonomi kepada daerah-daerah, kementrian
dan komunitas, tetapi bagaimana hasilnya belum dapat diketahui secara pasti.[6]
2.
Tujuan
Pendidikan
Pada
awal republik ketiga berdiri, rasa kesatuan dalam masyarakat Perancis masih
sangat tipis; yang ada saat itu masih perasaan pertentangan yang sangat dalam
antara pihak-pihak yang menerima Revolusi Perancis dan yang menolak dan
berjuang untuk itu. Oleh karena itu yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
meningkatkan nasionalism e. Upaya
peningkatan nasionalisme ini dilakukan melalui sekolah dengan mempromosikan
buku-buku teks yang seragam yang isinya antara lain menekankan perlunya
melanjutkan negara Perancis dan pembentukan sistem baru bersifat sentralistis
yang ketat. Pada tingkat sekolah dasar yang pendidikannya adalah gratis, wajib
dan tidak membedakan aliran keagamaan, terdapat dua jenis pendidikan yang
paralel ; sekolah umum pemerintah, dan sekolah-sekolah menengah kecil disebut
“lycees”.
Sekolah yang
terakhir ini sering menampung murid-murid yang berasal dari kelas menengah
borjuis, yang selalu keberatan mengirim anak-anaknya ke sekolah yang sama
bersama anak-anak rakyat biasa. Tujuan sekolah lycees adalah
untuk mendidik kelompok elit, dan melakukan pengajaran bahasa Yunani dan bahasa
Latin karena mata pelajaran ini dianggap sangat berharga dalam pembentukan
pikiran. Pada masa yang sama, sampai Perang Dunia II, tujuan lain sistem
pendidikan mendidik orang-orang yang “qualified” -mulai menjadi penekanan dalam
pernyataan-pernyataan resmi.
Langkah-langkah
intensif untuk memikirkan kembali sistem pendidikan di Perancis dilakukan
sesudah Perang Dunia II, dan ini disimpulkan dari laporan komisi yang disebut
“Langevin-Wallon Commission” (1947). Itulah untuk kali pertama tujuan
pendidikan dinyatakan dengan jelas. Tujuan sistem sekolah harus :
-
meningkatkan
kesempatan yang sama dalam hidup bagi setiap orang;
-
memenuhi
kebutuhan sistem yang produktif bagi orang-orang yang “qualified”;
-
memberikan
prioritas pada pengembangan kepribadian setiap anak.[7]
3.
Struktur
dan Jenis Pendidikan
a.
Pendidikan
Formal
Hampir seluruh sistem
pendidikan formal di Perancis dilaksanakan secara tersentralisasi yang ketat
dan dikontrol oleh Kementrian Pendidikan. Seperti terlihat pada gambar 1.
Pendidikan dasar berkembang dengan baik. Anak-anak boleh memulai pendidikannya
pada umur 2 tahun. Sekitar 91% dari anak-anak usia 3 tahun sudah masuk sekolah
pada tahun 1982 dibandingkan dengan hanya 42% pada tahun 1964, dan di kota-kota
persentase itu mencapai 100%. Hasil penelitian membuktikan bahwa
anak-anak berusia empat tahun di tingkat pendidikan dasar rata-rata
hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang dicapai anak-anak berusia
tiga tahun seperti dijumpai dalam “Service d’information de Gertion et etudes
Stastiques” (SIGES 1982).
Semua anak berusia 6 tahun
dan sepuluh tahun, kecuali anak cacat masuk pendidikan dasar. Sekolah khusus
bagi anak-anak cacat berkembang dengan cepat, baik jumlah maupun kualitasnya,
dan kira-kira 8% dari anak-anak umur sekolah pendidikan dasar berada di sekolah
khusus. “Dropout” tidak ada dalam sistem pendidikan Perancis karena hal itu
dilarang oleh undang-undang, tetapi kenaikan kelas secara otomatis bukan pula
menjadi aturan sekolah. Data statistik menunjukkan bahwa ada korelasi atau
hubungan antara anak-anak yang tidak naik kelas dan latar belakang
sosial-ekonomi orang tua anak, Misalnya, dalam sebuah penelitian, anak-anak
yang orang tuanya tergolong level eksekutif tinggi dan profesional, hanya 12%
yang tidak naik kelas satu kali, sedangkan anak-anak yang orang tuanya adalah
buruh industri atau pabrik persentasenya 40%. Pendidikan menengah terdiri dari
dua siklus. Pada siklus pertama, umumnya anak-anak memasuki lembaga
pendidikan yang dinamakan “cell’eges d’enseignement secondarire” (CES).
Disini bereka belajar selama empat tahun atau sampai mereka berumur 16 tahun.
Tetapi sesudah dua tahun, kira-kira 30% mereka diperbolehkan mengambil mata
pelajaran khusus sebagai persiapan untuk melanjutkan ke sekolah teknik.
Kira-kira 20% siswa pada siklus ini memasuki sekolah-sekolah swasta.
Siklus kedua pendidikan
menengah terbagi atas dua jalur, yaitu “jalur panjang” (long stream), dan
“jalur pendek” (short stream”). Jalur panjang diarahkan
pada baccalaureat dan pendidikan tinggi, dan jalur ini terbagi pula
atas dua; pendidikan menengah kejuruan. Sekolah swasta menampung siswa-siswa
level ini sebanyak kurang lebih 25%. Jalur pendek adalah murni pendidikan
teknik yang diarahkan untuk mendapatkan “Certificat d’Aptitude
Professionele” (CAP) dalam rentang waktu dua tahun. Sekitar 30% siswa tiap
tahun ajaran terdaftar pada jalur ini. Perlu juga diketahui bahwa walaupun
begitu cepat perkembangan dan peningkatan jumlah siswa pada tingkat sekolah
menengah ini, kira-kira sepertiga diantara mereka yang meninggalkan pendidikan
tanpa menamatkannya dan tanpa mendapat “training” profesional. Dari yang
menamatkan kira-kira 50% diantaranya berusia satu tahun terlambat dari umur
normal yang seharusnya berada pada level itu. Selain dari itu, terdapat pula
perbedaan secara regional. Rata-rata siswa yang berada di Perancis bagian selatan
lebih panjang waktunya disekolah dibandingkan siswa yang berada di Perancis
bagian Utara. Secara proporsional, mereka juga lebih banyak yang memasuki
sekolah jalur panjang dan memilih pendidikan umum. Perbedaan-perbedaan tersebut
mungkin sebagian disebabkan oleh perbedaan tradisi antara kedua bagian daerah
Perancis, di samping perbedaan yang bersifat ekonomi. Perancis bagian selatan
adalah daerah jarang industri, dan pekerjaan lebih banyak pada sektor jasa
yaitu bidang pendidikan dan pegawai negeri yang mensyaratkan kualifikasi
dibidang pendidikan umum.
Wanita tampaknya merupakan
mayoritas dalam pendidikan lajur panjang, mencapai kurang lebih 60%, sementara
43% pada pendidikan jalur pendek. Pada siklus kedua pendidikan menengah, jumlah
siswa wanita juga melebihi jumlah siswa pria, 51,6% berbanding 48,4%. Pada
level pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa meningkat 17 kali semenjak tahun
1930, dan 7 kali semenjak 1951. Kemudian kenaikan yang juga sangat bersar
terjadi pada tahun 1955 dan 1970 (meningkat 585.000 siswa). Kemudian penambahan
itu mulai lambat, namun jumlah pendaftar tetap naik. Perubahan di pendidikan
tinggi Perancis berbeda diantara fakultas-fakultas. Dari bidang-bidang ilmu
pada unibersitas yang tradisional, pelamar pada bidang ilmu hukum dan ilmu
ekonomi sangat pesat meningkatnya, demikian pula bidang humaniora dan ilmu
sosial yaitu sekitar 25 % dari jumlah keseluruhan mahasiswa. Sedangkan bidang
sains hanya 13 % dari total pendaftar. Enrollment (pendaftar) di
bidang kedokteran juga cukup pesat yaitu sekitar 25% dari jumlah keseluruhan,
sementara yang lambat pertumbuhannya adalah
bidang engineering.Dropout cukup tinggi pada universitas tradisional
(jalur panang) Perancis, terutama setelah tahun pertama (29%), dan antara
10%-15% pada jalur pendek.
Walaupun akses ke perguruan
tinggi sudah menjadi luas, namun ketidaksamaan latar belakang sosio ekonomi
mahasiswa masih sangat tinggi. Perbedaan yang sangat ekstrim adalah bidang
kedokteran berasal dari keluarga profesional dan kelas eksklusif dan bidang
tenologi kebanyakan dari keluarga buruh kelas rendah, blue-collar workers.[8]
b.
Pendidikan
Nonformal
Program-program
pendidikan non formal sangat bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa
bulan. Orang yang terlibat dalam program-program nonformal yang dibiayai oleh
pemerintah atau sumbangan wajib dari majikan yang ditetapkan tahun 1970-an
meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, tetapi tahun 1980-an cenderung
menurun. Kira-kira 60% adalah buruh-buruh pekerja tangan, kira-kira 25% para
teknisi dan kira-kira 15% eksekutif.
5.
MENEJEMEN
PENDIDIKAN
a.
Kurikulum
dan Metodologi
Oleh
karena sistem pendidikan Perancis bersifat sentralistis, maka pengembangan
kurikulum sekolah diatur oleh sebuah komisi nasional beranggotakan terutama
anggota korp inspektur jendral. Cakupan kurikulum bersifat nasional dan sedikit
sekali peluang yang diberikan untuk muatan lokal daerah. Para inspektur
pendidikan diberi tugas mengunjungi sekolah dan kelas-kelas pada waktu tertentu
secara teratur untuk memonitor apakah pengajaran sebagaimana telah digariskan
secara resmi dilaksanakan oleh guru dan sekolah.
Berbeda
halnya di tingkat pendidikan tinggi yang lebih bersifat independen, walaupun
universitas harus mengikuti program umum nasional agar terdapat keseragaman
sistem pemberian gelar secara nasional. Sehubngan dengan otonomi perguruan
tinggi, banyak yang menilai telag terjadi penyimpangan baik dalam hal hakikat
maupun isi pengajaran. Sebaliknya, ditingkat pendidikan yang lebih rendah,
diminta kebebasan atau independensi yang lebih besar.
b.
Ujian,
Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem
ujian sepenuhnya berada di tangan guru. Tidak ada sertifikat yang diberikan
kepada murid sampai menyelesaikan pendidikan pada siklus pertama pendidikan
menengah, yaitu setelah mendapat pendidikan selama sembilan tahun. Pada
pendidikan dasar, kenaikan kelas ditentukan hanya oleh para guru pada akhir
tahun ajaran.
Pada
pendidikan mengangah, para konselor program orientasi atau bimbingan membantu
siswa dan ikut berpartisipasi dalam komisi orientasi pada grade kedua
untuk menentukan apakah seorang siswa dinaikan ke gradeketiga atau
dimasukkan ke kelas khusus, sebagai persiapan mengikuti pemagangan
(apprenticeship).
Baccalaureat adalah
diploma yang menerangkan tidak hanya penyelesaikan pendidikan tingkat sekolah
menengah, tetapi juga menerangkan bahwa seorang pemegang diploma tersebut dapat
masuk secara bebas ke universitas kecuali ada ketentuan khusus menyertainya
(numerus clauses).[9]
c.
Penelitian
Pendidikan
Penelitian
pendidikan dapat dikatakan tidak terorganisasi dengan baik dan sering dilakukan
terkotak-kotak dalam disiplin ilmu tradisional seperti psikologi, sosiologi,
sejarah atau ekonomi; tetapi semenjak 1960 telah banyak perkembangannya. Selain
penelitian sejarah pendidikan, yang selalu mendapat perhatian di Perancis, dua
bidang yang telah diteliti dalam tahun-tahun terakhir yaitu yang berkaitan
dengan sistem efisiensi pendidikan internal dan eksternal.
Dalam
efisiensi internal, topik penelitian punya rentangan dari proses pemagangan
sampai pada masalah manajemen sekolah dan universitas dalam sistem
sentralisasi. Dalam penelitian efisiensi eksternal, topik-topik penelitian
berkisar dari analisis hubungan sistem sekolah dan sistem produksi, dan
kekurang-serasian keduanya sampai pada perhitungan hasil yang diberikan oleh
diploma yang telah dikeluarkan. Tetapi mulai tahun 1980-an, prioritas
penelitian beralih pada pengkajian tentang transisi antara sekolah dan
pekerjaan dengan perhatian khusus pada mereka yang meninggalkan sekolah tanpa
memperoleh ijazah atau pendidikan profesional.
[1] Nur, Agustiar Syah.
(2001). Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung : Lubuk Agung.
Hal. 178
[3] http://www.future-educons.com/jasa-dan-pelayanan/konsultan-sekolah/negara-tujuan/canada/pendidikan-canada.html
[4] Ibid, hal 182
[5] Ibid, hal 188
[6] Ibid. hal 243.
[7] Ibid. hal 245
[8] Ibid. hal 249.
[9] Ibid. hal 255
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete