A. MANAJEMEN PESERTA DIDIK


MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Written By Yani Hamidah

A. Manajemen Peserta Didik
1.      Pengertian Manajemen Peserta Didik
Sistem pendidikan dikatakan berkualitas jika proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien (M Sobry Sutikno, 2009:173). Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan relevan dengan pembangunan. Lulusan yang berkualitas ialah lulusan yang dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri baik secara institusional maupun nasional. Dalam upaya mencapai lulusan tersebut, membutuhkan suatu manajemen yang baik. Demikian juga dalam hal ini tidak dapat terlepas dari pola manajemen peserta didik. 
Pendidikan yang berkualitas membutuhkan manajemen yang dapat mengelola seluruh sumber daya dalam pendidikan. Bagian dari sumber daya pendidikan ialah peserta didik, sehingga manajemen yang dimaksud ialah manajemen kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah peserta didik di sekolah (Rohiat, 2010:25). 
a.       Pengertian  Manajemen 
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari bahasa Italia, yang diadopsi dari bahasa latin yaitu managiare, yang berasal dari kata manus, yang artinya tangan. Pada dasarnya manajemen merupakan upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi, ( Sadili, 2006: 15 ).
Banyak ilmuan yang memberikan pengertian mengenai manajemen (management). Diantaranya sebagai berikut: 
a.       G.R. Terry (1972)
Management is getting things done through the effort of other people (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:87). Dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untukmenentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (Anton Athoillah, 2010:16). 
b.      Menurut Horold Koontz dan Chril O’Donnel
Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain (Anton Athoillah, 2010:16). 
c.       Siagian (1978)
Mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan (Eka Prihatin, 2011:2).
d.      Sudjana (2000:77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:87). 
Dari definisi-definisi manajemen yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik, memerlukan perencanaan,pemikiran, pengarahan dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada, baik personal maupun material secara efektif dan efisien (Badrudin, 2013: 20).
Pengertian manajemen bisa sangat luas, sehingga tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Sebagai bahan komparasi, ada beberapa pendapat ahli tentang pengertian manajemen dan batasan-batasannya. Prof. Dr. A. Sanusi, SH., MPA. Mengartikan manajemen sebagai suatu sistem  perilaku manusia yang komperatif, yang dipimpin secara teratur melalui usaha yang terus-menerus dan merupakan tindakan rasional. Burhanuddin mendifinisikan manajemen sebagai usaha pencapaian tujuan yang diinginkan dengan membangunsuatu lingkungan (suasana) yang favororable terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok terorganisir.
Paul Hersay dan Kenneth H. Blanchard memberikan batasan manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. John D. Millet memberi pengertian manajemen sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah di organisasi dalam kelompok-kelompok formal untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Stoner dan Freeman mengemukakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Robbins dan Coutter mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk menyelesaikan sesuatu melalui orang lain, dan sebagai sebuah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Gibson mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses untuk menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain. Mary Parker Follet memberikan pengertian manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Mengacu pada pengertian dan batasan manajemen yang telah dideskripsikan tersebut serta dari perbedaan sudut pandang para ahli dalam memberikan pengertian dan batasan manajemen, maka manajemen bisa diartikan sebagai suatu seni, ilmu, proses dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, sekaligus sebagai pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (S. Shoimatul Ula, 7-10).
Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara konsisten memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur, keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:85).

b.      Pengertian Peserta Didik
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Berdasarkan Peraturan Kementrian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat bab I ketentuan umum pasal I, menyatakan bahwa peserta didik adalah peserta didik pada tingkat satuan pendidikan RA, MI, MTs, dan MA.
Menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.  Peserta didik jika dilihat dari aspek psikologis, peserta didik ialah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik pisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Desmita, 2009:39).
Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Secara formal peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik perkembangan dan menyangkut psikis (Ramayulis, 2011:77).
Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Daryanto dan Muhammad Farid (2013) bahwa peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya. Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”(Abu Ahmadi,2001:39).

Peserta didik  juga merupakan individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya ( Prihatin, 2011: 4).
Dalam pendidikan islam, peserta didik tidak sebatas para anak didik, tetapi semua manusia adalah peserta didik, bahkan pendidik pun dapat disebut peserta didik karena tidak ada manusia yang ilmunya mengungguli ilmu-ilmu Allah. Semua manusia harus terus belajar dan saling mengajar maka sepantasnya semua manusia mengakui dirinya fakir dalam ilmu. (Beni Ahmad Saebani dan Hendra Hidayat, 2009:242)

c.          Pengertian Manajemen Peserta Didik
Istilah “manajemen peserta didik” merupakan gabungan kata “manajemen dan kata “peserta didik”. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah (Prihatin, 2011: 4). Manajemen pserta didik juga selain melakukan pencatatan data peserta didik dan meliputi aspek-aspek yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah ( Badrudin, 2013: 22).
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancer, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta  agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Manajemen peserta didik meliputi beberapa kegiatan yaitu : perencanaan terhadap peserta didik, pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik, mutasi peserta didik,  (Daryanto dan Farid, 2013: 54). 
2.       Tujuan Manajemen Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan (Prihatin, 2011:9).
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
1)   Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2)   Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
3)   Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4)   Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahgiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka.
Tujuan lain manajemen peserta didik ialah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah/madrasah) lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:85).
3.      Fungsi Manajemen Peserta Didik
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya ( Prihatin, 2011: 9).
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai berikut:
1)   Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi  individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2)   Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, orang tua, keluarga, lingkungan sosial sekolah dan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk sosial.
3)   Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah agar hobi, kesenangan, dan minat peserta didik tersalurkan. Hobi, kesenangan dan minat peserta didik tersebut harus  disalurkan. Oleh karena itu ia juga dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4)   Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya, (Priatin, 2011: 10). 
4.      Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Prinsip manajemen peserta didik merupakan pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakn pengelolaan peserta didik (Prihatin, 2011: 11). Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1)   Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah, sehingga harus mempunyaikesamaan visi, misi dan tujuan manajemen sekolah secara keseluruan. Penempatan manajemen peserta didik ditempatkan pada kerangka manajemen sekolah, tidak boleh ditempatkan diluar sistem sekolah.
2)   Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik.
3)   Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara mereka melainkan untuk  mempersatukan agar mampu saling memahami dan menghargai.
4)   Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pelaksanaan bimbingan peserta didik, disini diperlukan kerjasama yang baik dan harmonis antara pembimbing dan yang dibimbing atau peserta didik.
5)   Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak untuk tidak selalu tergantung pada orang lain, dan dapat melakukan segala kegiatan secara mandiri. Hal itu sangat bermanfaat bagi peserta didik baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
6)   Segala kegiatan yang diupayakan oleh Manajemen Peserta Didik harus bersifat fungsional bagi kehidupan pseserta didik di sekolah maupun bagi masa depannya.
Prinsip manajemen peserta didik yang hampir senada dengan di atas, diungkapkan oleh Sukarti Nasihin dan Sururi sebagai berikut:
1)   Dalam manajemen peserta didik penyelenggaraan haruslah mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program berlaku.
2)   Manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah.
3)   Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
4)   Manajemen peserta didik harus diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang dan memiliki banyak perbedaan.
5)   Manajemen peserta didik harus diupandang sebagai upaya pengaturan pembimbingan peserta didik.
6)   Manajemen peserta didik Harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
7)   Kegiatan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah maupun di masa depan (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:85). 
5.      Pendekatan Manajemen Peserta Didik
Pendekatan yang digunakan dalam manajemen peserta didik yaitu pendekatan kuantitatif (the quantitative approach) dan pendekatan kualitatif (the qualitative approach)( Badrudin, 2013: 26).
Pendekatan kuantitatif menitik beratkan pada segi administrative dan birokratik lembaga pendidikan, dimana peserta didik diharapkan memenuhi segala tuntutan dan harapan lembaga pendidikan dengan asumsi bahwa apabila peserta didik memenuhi segala aturan, tugas dan harapan yang didinginkan oleh lembaga pendidikan maka akan menjadikan peserta didik yang berjiwa matang dan tercapai segala harapannya.
Secara operasional pendekatan ini mengharuskan:
1.   Kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah.
2.   Memperketat presensi.
3.   Penuntutan disiplin yang tinggi dari peserta didik.
4.   Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Pendekatan kualitatif menitikberatkan pada kesejahteraan peserta didik, dengan asumsi bahwa jika peserta didik senang dan sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik dan merasa senang untuk mengembangkan diri di sekolah. Pendekatan ini menekankan pada perlunya lingkungan yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal (Yeager, [1949], dikutip oleh Imron [2004]).
Kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, akan tetapi kita dapat menyatukan kedua pendekatan tersebut sehingga memunculkan pendekatan baru yaitu pendekatan padu yang berpijak pada perlunya disediakan lingkungan yang kondusif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tetapi perlu tetap dipegang kendali kedisiplinan yang tinggi dengan memperhitungkan kahadiran, tugas dan pemenuhan aturan sekolah yang berlaku, hal ini agar proses pembelajaran berjalan dengan tertib, disamping menekankan bahwa untuk menjadi masyarakat yang terdepan diperlukan kedisiplinan.

Comments

Popular posts from this blog

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK (Lanjutan)

HAKIKAT KOMUNIKASI