LANDASAN TEORETIS TENTANG POLA KEPEMIMPINAN KYAI

LANDASAN TEORETIS TENTANG POLA KEPEMIMPINAN KYAI
Written by Zaini Hafidh
A.    Sejarah dan Karakteristik Pondok Pesantren
  1.Sejarah Pondok Pesantren
Pesantren menurut struktur bahasa Indonesia, kata pesantren menunjukan tempat, yakni tempat untuk mengajar dan mendidik para santri yang hendak mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Menurut Nurcholis Madjid, secara historis pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman, tetapi juga makna keaslian Indonesia, sebab cikal bakal lembaga yang di kenal sebagai pesantren dewasa ini sebenarnya sudah ada pada masa Hindu-Budha, dan Islam tinggal meneruskan, melestarikan dan mengislamkan (Islami, 1997:105).
Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua setelah rumah tangga, sekalipun demikian perhatian para peneliti terhadap peneliti peantren belum lah begitu lama dimulai. Hasil-hasil penelitiannya itu sudah di edarkan berupa makalah, majalah dan buku. Namun rahasia pesantren belum di ungkapkan oleh para peneliti. Sebagian dari yang belum di ungkapkan itu adalah bagian-bagian yang memang amat sulit di ungkapkan (Tafsir,2010:191). Kehadiran pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan Islam sudah cukup lama, boleh di katakana hampir bersamaan tuanya dengan Islam di Indonesia. Esensi pesantren telah ada sebelum islam masuk ke Indonesia (Daulay 2009:123)
Pesantren adalah jenis sekolah di asia tenggara yang member pengajaran ilmu keislaman, yang memiliki keragaman nama. Sebutan pesantren hampir khusus di jawa, sedangkan di sumatera di sebut surau. Sementara itu, di semenanjung Malaysia di sebut pondok atau pandita. Pesantren berasal dari abad ke-16, ketika pusat-pusat pengajaran yang dikenal sebagai tempat pengajaran bagi mereka yang beriman dalam islam (santri)” di dirikan. Sejak abad ke 17 pesantren di jawa menjadi pusat pengganti otoritas gaya hidup keraton. Keraton menekankan gaya hidup berdasarkan nilai-nilai jawa halus, sedangkan pesantren menekankan perilaku kesalehan dan kehidupa akhirat ( Mahmud 2011:285)
Pada awal rintisannya, pesantren bukan hanya menekankan misi pendidikan, melainkan juga dakwah, justru misi yang kedua ini lebih menonjol. Lembaga pendidikan Islam terua di Indonesia ini selalutepat sasaran sehingga menjadi benturan antar nilai-nilai yang dibawanya dengan nilai yang telah mengakar di masyarakat setempat. Lazimnya, baik pesantren yang berdiri pada awal pertumbuhannya maupun pada abad ke-19 dan ke-20 masih juga menghadapi kerawanan-kerawanan sosial  dan keagamaan pada awal perjuangannya. Mastuhu melaporkan bahwa pada periode awalnya pesantren berjuang melawan agama dan kepercayaan serba Tuhan dan takahayyul, pesantren tampil membawakan misi tauhid (Qomar,tt : 11).
Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum disadari oleh mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiran Undang-Undang ini masih amat belia dan belum sebanding dengan usia perkembangan pesantren di Indonesia. Keistimewaan pesantren dalam sistem pendidikan nasional dapat kita lihat dari ketentuan dan penjelasan pasal-pasal dalam Undang-udang Sisdiknas.  (http://telaahpesantren.blogspot.com/)
2.      Tipologi Pondok Pesantren
Pondok pesantren sesuai dengan zaman pastinya mengalami perubahan baik dari bentuk maupun substansi pesantren itu sendiri karena dampak perkembangan ilmu pngetahuan dan iptek. Berubahnya bentuk pesantren bukan berarti pesantren kehilangan cirri khas dan nilai-nilai pesantern itu sendiri, tapi pesantren bermetamorphosis menjadi sebuah lembaga pendidikan yang lebih kompleks tidak sesederhana dulu ketika berdirinya.
Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang di masyarakat :
1.      Pondok pesantren tradisional
Ini merupakan pondok pesantren yang tetap menjaga kekhasan nya  yaitu semata-mata mengajarkan  kitab kitab klasik yang di tulis oleh ulama sekitar abad ke 15. System pembelajaran berupa halaqah yag di laksanakan di mesjid atau surau, tidak ada sebuah kurikulum yang jelas dan terstrukttur semua hanya tergatung pada kyainya. Santri nya menetap di asrama ( kobong ), adapula santri yang tidak menetap ( santri kalong ) 
2.      Pondok pesantren modern
Pondok pesantran ini merupakan pengembangan dari tipe pesantren sebelumnya yang mana sudah mengadopsi seluruh sistem klasikal dan mulai meninggalkan sistem tradisional. Perbedaan mulai nampak dari penggunaan kurikulum dan penggunaan kelas-kelas sebagai tempat belajar, kyai sebagai kordinator pembelajaran dan beliau pula yang turun langsung mengajar di lapangan.
3.      Pondok pesantren komprehensif
Pondok pesantren ini disebut komprehensif karena sudah mengintegrasikan antara yang tradisional dengan modern. Disana tetap dikembang pembelajaran kitab kuning dan keilmuan tradisional lainnya namun seraca regular system persekolahan pun terus dikembangkan. Yang membedakan antara tipe 1 dan 2 adalah pada tipe pesantren ini  adalah adanya pengaplikasian pembelajaran keterampilan.
Namun menurut mentreri agama yang dituangkan dalam peraturan No.3 tauhun 1979 mengungkapkan bentuk pesantren terdiri dari :
1)      Pondok pesantren tipe A: yaitu pesantren yang santrinya bertempat tinggal di lingkungan pesantren dan pembelajarannya berlangsung secara tradisonal.
2)      Pondok pesantren tipe B: yaitu pondok pesantren yang menyelenggarakan secara klasikal (madrasy) pengajaran dilakukan oleh kyai secara aplikatif, dan santri tinggal di asrama pesantren.
3)      Pondok pesantren tipe C: pondok pesantren yang hanya berupa asrama, sedangkan para santri belajar di luar (madrasah atau sekolah umum) dan kyai hanya sebagai Pembina mental para santri tersebut.
4)      Pondok pesantren tipe D: pondok pesantren yang menyelenggarakan system pondok pesantren dan sekaligus system sekolah dan madrasah.


3. Mata Aji di Pondok Pesantren (Tabel 2.1)
Kelas Pengajian
Klasifikasi Ilmu
Kitab yang dipelajari
Dasar
1.    Tauhid
2.    Fiqh
3.    Akhlak
4.    Nahwu
5.    Sharaf
1.      Al Jawahr al Kalam
2.      Safinah al Naja, Sullam al Taufiq
3.      Akhlak lil banin/banat
4.      Al Jumumiyah
5.      Al Amtsilah al Tashrifiyah
Menengah
1.  Tajwid
2.   Fiqh
3.   Tauhid
4.   Akhlak
5.   Nahwu
6.   Sharaf
7.   Tarikh
1.    Tuhfah al Athfal, Hidayah al Mustafid
2.    Fath Qarib
3.    Aqidah al Awwam
4.    Ta’lim al Muta’allim
5.    Mumtamimah, Imriti
6.    Al Kaylani
7.    Nur al Yaqin
Menengah Atas
1.    Tafsir
2.    Ilmu Tafsir
3.    Hadist
4.    Mushthalah Hadist
5.    Tauhid
6.    Fiqh
7.    Ushul Fiqh
8.    Nahwu Sharaf
9.    Akhlaq
10.Tarikh
11. Balagah
1.    Tafsir al Quran al Jalalain
2.    Al Tibyan fi Ulum Al Quran
3.    Al Arbain Al Nawawi, Bulughul Maram, Mukhtar al Hadist
4.    Minhah al Mughist
5.    Tuhfah al Murid, Kifayah al Awwam
6.    Fath al Mu’in,  Al Bajuri
7.    Al Waraqat, Al Sulam, Al Luma
8.    Alfiyah ibn Malik, I’laal al Sharaf
9.    Minhaj al Abidin
10.Ismam al Wafaq
11. Al Jauhar al Maknun

Tingkat Tinggi
1.    Tauhid
2.    Tafsir
3.    Ilmu Tafsir
4.    Hadist
5.    Mushthalah Hadist
6.    Fiqih
7.    Ushul Fiqh
8.    Bahasa Arab
9.    Balaghah
10. Mantiq
11. Akhlak
12. Tarikh
1. Fath Majid
2. Tafsir Ibnu Katsir
3. Al Iqan Fi Ulum Quran
4. Riyadh al Solihin, Shahih Bukhari
5. Alfiyah al Suyuti
6. Fath al Wahhab, Al Iqna
7. Jam al Jawami, Ushul al Fiqh
8. Jami’al Durus al Arabiyah
9. Uqud al Juman
10. Sulam al Munauruq
11. Ihya Ulumu al Din
12. Tarikh Tasyri’


4. Metode Pembelajaran di Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan Islam tertua, tentunya memiliki ciri dan khas nya, yang menjadikan institusi ini langgeng sampai sekarang. Salah satu yang menjadi ciri dalam pembelajaran pesantren adalah beraneka macamnya metode yang di gunakan, salah satu metode yang digunakan di pondok pesantren adalah sorogan. Metode Sorogan, merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan di bawah bimbingan kyai. Di samping sorogan, masih ada metode lain yang menjadi ciri khas pembelajaran pesantren yaitu :
“Metode Bandongan, disebut juga dengan wetonan, pada metode ini dilakukan oleh seorang Kyia terhadap sekelompok peserta didik atau santri untuk mendengarkan dan menyimak apa yang dibacakan dari sebuah kitab. Metode Musyawarah/Bahsul Masaail, merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa santri tertentu membentu halaqah yang di pimpin langsung oleh kyai atau santri senior, untuk mengkaji sebuah permasalah. Metode Pengajian Pasaran, adalah kegiatan belajar para santri melalui pengkajian materi kepada seorang ustadz yang dilakukan oleh sekelompok santri selam tenggang waktu tertentu.
Metode Muhafadzah, adalah kegiatan pembelajaran santri dengan cara mengahfal suatu teks di bawah bimbingan dan pengawasan ustadz. Metode Demonstrasi, adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan memeragakan suatu keterampilan dalam hal ibadah, di bawah petunjuk dan bimbingan ustadz. Metode Rihlah Ilmiah, adalah kegiatan pembelajaran yang di selenggarakan melalui kegiatan kunjungan menuju suatu tempat tertentu dengan tujuan mencari ilmu.
Metode Muhadatsah, merupakan latihan bercakap dengan bahasa arab yang diwajibkan oleh pondok pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di pondok pesantren. Metode Mudzakarah, Pertemuan ilmiyah yang membahas masalah diniyah, ibadah, aqidah dan maslah agama pada umumnya. Metode Riyadhah, merupakan salah satu metode pembelajaran di pesantren yang menekankan pada olah batin untuk mencapai kesucian hati para santri dengan berbagai cara berdasarkan petunjuk kyai. (Depag, 2003:74-113)
Pesantren begitu lekat dengan berbagai macam tradisi yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari pesantren itu sendiri, adapaun tradisi pesantren itu sendiri menurut Nata (2012:310-319), antara lain : 1).Tradisi rihlah ilmiah, 2).Tradisi menulis buku, 3).Tradisi meneliti, 4).Tradisi Membaca kitab kuning, 5).Tradisi berbahasa arab, 6).Tradisi Mengamalkan Thariqat, 7).Tradisi Menghafal, 8).Tradisi Berpolitik, 9). Tradisi lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK (Lanjutan)

HAKIKAT KOMUNIKASI